On Radio [Chapter 2]

On Radio Chapter 2
by Luna

Genre:
(Real) Romance, Chaptered

Main Cast:
Cho Kyu Hyun | Shin Tae Ri

Cuap-cuap Author:
*Aku tau ini sangat lambat dari deadline yang aku bikin sendiri untuk  mengepost-nya tiap malam jumat*
—(intro dulu)—
Haloo, apa kabar readers, Luna kembali lagi 😀
Di part ini akan timbul konflik yang bikin kalian patah hati buat deh 😥

Kenapa nggak ada “Support cast”?
Because it’s real main cast’s zone
Happy reading^^

Kalau ada yang lupa gimana ceritanya, klik link ini^^
https://lunamonster44.wordpress.com/2017/04/27/on-radio-no-more-chances-chapter-1/

Warning typo bertebaran!
—oo0000oo—
Chapter 2
World Know You

Tangan Tae Ri meraih gulingnya. Aneh. Kenapa gulingnya jadi keras ya? Hmm, dan kenapa wanginya seperti parfum prianya?

Oh! Tae Ri sontak membelalakkan matanya dan pandangan pertama begitu dia membuka adalah Kyuhyun yang menyeringai misterius padanya.

Matanya semakin melebar saat menyadari kaki Kyuhyun sedang membelit kakinya dengan kaki berotot milik pria itu. Parahnya posisi Tae Ri juga tengah memeluk badan Kyuhyun.

Alarm di kepalanya berbunyi nyaring. Sial! Ada satu hal yang Tae Ri tidak ingin Kyuhyun mengetahui kebiasaan tidurnya yang tidak pernah memakai—ah, kalian tahu kan?

“Apa yang kau lakukan di kamarku?”

Kyuhyun merengut. Tiba-tiba dia sudah melepaskan diri dari rentangan pelukan Tae Ri kemudian membenamkan wajahnya di bahu hangat gadis itu. “Coba perhatikan baik-baik kau tidur di kamar siapa, sayang,” Kyuhyun mengecup bahu Tae Ri gemas.

Semalam gadisnya terlelap di mobilnya dan Kyuhyun ingat Ibunya menyuruhnya membawa Tae Ri menginap di rumah mereka saja karena rencana pergi untuk mengepas gaun pengantin dimajukan lebih awal. Akan lebih efisien kalau mereka berangkat bersama-sama.

“Oh?” Tae Ri mengedarkan pandangannya. Kamar bercat abu-abu dengan poster idola ukuran besar di seberang ranjang. Kapan dia menempel poster pria berjenggot lebat di kamarnya?

“Yak!” Satu sikutan mengenai tulang rusuk Kyuhyun. Pria itu mengaduh pelan.

“Kita kan sudah menikah, sayang, kau lupa?”

Tae Ri melotot. Dia mencubit lengan prianya. “Sepertinya kau masih asyik bermimpi. Bangun dari atasku, Kyuhyun!”

Bukannya menurut, Kyuhyun malah bergerak menindih tubuh Tae Ri. Tidak benar-benar menindih karena di menopang tubuhnya dengan lengan kekarnya.

Tanpa aba-aba, Kyuhyun menunduk dan melumat bibir Tae Ri. Menuntun gadis itu untuk membalasnya. Sedikit menekan kepala Tae Ri semakin terbenam di antara bantal empuk. Tergiur tawaran Kyuhyun, gadis itu mengalungkan lengannya di leher Kyuhyun dan membalas lumatannya tak kalah panas.

Sebenarnya Tae Ri malu. Terang saja dia belum membersihkan giginya dan bagaimana rupanya? Aish, pasti muka bantal sekali!

Dan dia harus menarik napas lega karena ini bukan di rumah. Kalau iya, matilah! Dia selalu melepas bra-nya saat tidur. Bisa bertambah malu dia jika Kyuhyun-nya tahu.

“Kita akan melakukan kegiatan rutin ini kalau sudah menikah nanti,” Kyuhyun berdesis pelan, mengecup dua kali bibir merah Tae Ri yang bengkak akibat ulahnya.

Kyuhyun menyatukan kening mereka sambil mengambil oksigen banyak-banyak. Tae Ri tidak kalah terengahnya. Dia menatap Kyuhyun yang memejamkan matanya.

Senyum gadis itu merekah. Rambut Kyuhyun yang berantakan, mata terpejam, pipi memerah dan napas tidak beraturan, semua itu terlihat seksi di matanya.

Tae Ri terkikik saat menelusuri garis rahang Kyuhyun terasa menusuk-nusuk jarinya. Rambut-rambut halus mulai tumbuh disana.

“Boleh aku mencukurnya?”

Kyuhyun membuka mata, “Untukmu, apa yang tidak?” Kyuhyun bangkit dari atas Tae Ri dan membantu gadis itu bangun.

“Ayo, sebelum Ibu datang kemari mencarimu,” Kyuhyun menarik tubuh Tae Ri dalam gendongannya menuju kamar mandi.

“Ada apa memang?”

“Rencana fitting gaun pengantin dimajukan lebih pagi. Maka dari itu aku membawamu ke rumah,”

Tae Ri berpegangan pada bahu Kyuhyun ketika tubuhnya diturunkan di lantai kamar mandi. Sementara Kyuhyun mengambil peralatan mencukur dari lemari kecil berkaca.

“Jangan khawatir, aku sudah mendapat ijin dari Aboenim,” Tae Ri lega. Dia tahu ayahnya suka khawatir berlebihan.

Terutama karena tuntutan pekerjaan sebagai penyiar radio bekerja sampai tengah malam. Meskipun berulang kali dia sudah mengatakan ada Kyuhyun yang menjemputnya, tetap saja ayahnya khawatir.

Mengambil selembar kain kemudian membasahinya dengan air hangat dari wastafel, Tae Ri mengelap dagu Kyuhyun. “Apa harus menunggu aku dulu yang melakukannya baru kau mau bercukur?”

“Tentu,” Kyuhyun terkikik. Lengannya sudah menggantung di sekitar pinggang ramping Tae Ri. “Aku suka kegiatan romantis yang dilakukan calon istriku.”

“Romantis? Apakah mencukur termasuk deretan kegiatan romantis seperti yang kau bilang?” Tae Ri mulai melumuri foam di dagu Kyuhyun mengikuti titik tumbuh rambutnya.

“Hmm, iya,” Kyuhyun harus diam sekarang kalau tidak mau foam itu jadi sarapan paginya. Dia selalu menikmati kebersamaannya dengan Tae Ri.

Gadis itu sangat telaten mengurusnya. Lihat saja sekarang jari-jari lentik itu mulai menari di dagunya menggunakan alat cukur. Tidak sampai sepuluh menit momen magis itu berakhir. Tae Ri sudah mengelap dagunya yang telah bersih dengan handuk kecil.

“Ini dia, kekasihku yang sangat tampan!”

Kyuhyun menggunakan kesempatan itu menarik tubuh gadisnya padanya hingga kini mereka tidak berjarak lagi.

“Haruskah aku mempercepat pernikahan kita? Biasanya, pasangan romantis akan melakukan kegiatan lanjutan di kamar mandi,”

Tae Ri mengerutkan keningnya. Tidak, tidak, otaknya yang terlalu polos selalu diracuni oleh Kyuhyun dengan bayangan-bayangan erotisnya. “Aku tidak tahu,” dia mengedikkan bahunya.

“Kau pura-pura tidak tahu, sayang,” Kyuhyun mengecup bibir Tae Ri. Pipinya bersemu merah. Aha! Sepertinya Tae Ri sudah menangkap sinyal maksud perkataannya. Mandi bersama!

Tidak ingin menggoda Tae Ri lebih jauh, Kyuhyun akhirnya melepaskan dekapannya.

“Tunggu di luar, aku mandi duluan,” dia membukakan pintu kamar mandinya. Bersamaan dengan Tae Ri yang melangkah keluar, Kyuhyun menutup pintunya.

“Aish!”

Otak liarnya berkelana. Celananya sesak sejak gadis itu mengigau dan memeluknya di atas ranjang.

Seperti pagi yang sudah-sudah, dia akan menuntaskan hasratnya sendiri di bawah shower. Tunggu sampai Tae Ri menjadi miliknya seutuhnya, dia tidak akan bercinta lagi dengan dinding kamar mandi. Kyuhyun menyeringai lalu mengerang pelan.

.

.

.

“Seperti bayanganku, kau sangat cantik, nak!”

Tae Ri keluar dari kamar pas mengenakan gaun pengantin. Gaun putih gading tanpa lengan dengan bagian depan setinggi lutut dan memiliki ekor panjang. Brokat mengelilingi pinggang rampingnya.

Tae Ri tersipu malu dipuji Ibu mertuanya. Cho Hanna benar-benar takjub, kagum, berbinar. Putranya memang pintar mencari calon istri. Cantik luar dalam. Dia menggeleng-geleng ketika melirik, Kyuhyun dengan mulut menganga dan tidak berkedip.

Hanna menyenggol putranya. “Jangan berpikir ingin melakukan macam-macam pada Tae Ri,”

Kyuhyun mengulum senyum. Tidak menjawab ancaman Ibunya, dia bangkit dari sofa menghampiri calon istri sekaligus calon ibu dari anak-anaknya kelak.

“Aku tidak ingat sudah meminang gadis secantik ini,” ucapnya sambil mencium pelipis gadisnya. Percaya atau tidak, Kyuhyun masih punya rasa malu tidak mencium Tae Ri di bibir di depan Ibunya. Kalau tidak ingin Ibunya melongo.

Lagi-lagi semburat merah di pipinya mencuat. “Dan aku tidak ingat menerima tawaran menikah dengan pria mesum, Cho Kyuhyun,”

“Tapi suka, kan?”

Tidak ingin mengganggu kemesraan putranya, Hanna memilih menyingkir menemui sahabatnya—desainer—yang bersedia merancang gaun secantik itu untuk menantunya.

“Kita tidak boleh melewatkan momen satu ini.” Tae Ri mengambil ponselnya yang diletakkan di atas meja. Menyetel pengaturan ponselnya menjadi kamera depan. “Satu, dua, tiga!”

“Ganti, ganti! Lihat! Aku seperti sedang tidur!” Kyuhyun menghentak-hentakkan kakinya lucu seperti bocah lima tahun.

“Oke, oke, kita ulang! Satu, dua, tiga!”

Mereka berfoto puluhan kali. Ada saat dimana Tae Ri mencubit pipi Kyuhyun, mencium keningnya, mengekspos poni kekasihnya dan berbagai pose lainnya yang menggemaskan. Tae Ri berharap suatu saat nanti, dia bisa menunjukkan foto-foto ini pada anak-anaknya.

Membayangkan hal itu membuat perasaan Tae Ri menghangat. Betapa gambaran masa depan yang sungguh indah. Dia tidak sabar sampai hari pernikahan mereka tiba.

“Nah,”

Ucapan Kyuhyun menghentikan lamunannya. Pria itu merebut ponsel Tae Ri sehingga perhatian gadis itu teralihkan.

“Tinggal selangkah lagi kau akan menjadi milikku. Aku akan memenjarakanmu dalam penjara emasku tak berbatas waktu. Siapkah, sayang?”

Kyuhyun mengeluarkan cincin bermata biru dari kotak kaca. Tae Ri tertegun. Inilah yang dia tunggu-tunggu. Pria itu berjanji akan menikahinya tapi tidak pernah menunjukkan tanda-tanda bagaimana untuk mengikatnya.

Kadang Tae Ri meragu. Benarkah Kyuhyun ingin menikah dengannya? Atau dia hanya bercanda? Namun belakangan dia berpikir lagi.

Tidak mungkin Kyuhyun mempermainkannya. Jika iya, kenapa pria itu susah payah mempersiapkan pernikahan mereka dalam waktu dekat padahal mereka baru dekat yang bisa dihitung dengan jari.

Kyuhyun mengusap pipinya. Sejak kapan Shin Tae Ri jadi cengeng? Matanya sudah berkaca-kaca dan tidak sadar kapan dia menangis?

“Katakan sesuatu,” mohon Kyuhyun. Oh? Dia harus berkata apa lagi? Tentu saja jawabannya iya!

Tae Ri mengangguk. Senyuman tulus terbit di sudut bibir Kyuhyun. Dia bergegas memasukkan cincin hasil kerja kerasnya di jari manis gadisnya. Kyuhyun mengernyit. Kenapa cincinnya susah sekali masuk?

“Ada apa?”

“Sepertinya ukuran cincin ini terlalu kecil,” Kyuhyun masih berusaha memasukkan cincin itu. Meski sudah dipaksa, tetap saja tidak bisa.

Kyuhyun mendengus. Dia mendongak. Dia tidak ingin melihat raut kecewa di wajah kekasihnya. “Aku minta maaf, aku perlu menukarnya dengan ukuran yang lebih besar,”

“Tidak apa-apa,” Tae Ri mengusap rahang prianya, “Aku sudah sangat senang melihat cincinnya. Sangat cantik.”

Walaupun Tae Ri bilang begitu, Kyuhyun tetap merasa tidak enak. Harusnya ini menjadi momen paling romantis. Padahal dua bulan dia menunggu pesanannya datang. Dan sekarang harus menunggu lagi karena ukurannya tidak pas. Itu sangat menjengkelkan.

“Aku janji tidak akan lama. Mungkin hanya satu minggu. Ti—”

“Cho,” Kalau Tae Ri memanggilnya dengan ‘Cho’ itu artinya gadisnya sedang serius. Kyuhyun cemberut. Ini kan salahnya, kenapa Tae Ri seolah ingin menegaskan dia baik-baik saja? Itu membuatnya tidak enak hati.

“Aku tidak pernah menginginkan apa-apa darimu. Cincin itu mungkin ibaratnya sebuah pengikat. Mengingatkanku kalau aku adalah milikmu.

“Tapi toh selama ini aku tidak pernah cemas tanpa sebuah cincin di jariku. Karena apa? Cintamu sudah terpatri dalam-dalam disini,” Tae Ri menunjuk dadanya tepat di jantung, “Aku tidak butuh apapun selain Cho Kyuhyun-ku, sayangku, cintaku.”

“Jadi, jangan coba-coba memperlihatkan wajah sedihmu. Oke?” Tae Ri meraih kepala Kyuhyun kemudian membenamkannya di dadanya. Dia tahu Kyuhyun-nya akan menurut jika dia melakukan ini.

Benar. Kyuhyun mengangguk-angguk. Lengannya mendekap punggung Tae Ri erat. Mencium wangi jasmine gadisnya dan mencuri kecupan di tulang selangkanya.

“Kau tahu? Betapa beruntungnya aku memilikimu. Jika orang lain, aku yakin tidak akan merasa sebahagia ini.”

“Kalau begitu jangan berpikir untuk bersama gadis lain.”

Kyuhyun menggeleng. “Tentu saja tidak,” Kyuhyun mengeratkan pelukannya. Mencium berkali-kali leher gadisnya. “Aku bersumpah tidak akan pernah menggantimu dengan yang lain.”

“Itu melegakan sekali,” Tae Ri mengecup puncak kepala Kyuhyun dengan sayang. “Karena aku juga tidak akan.”

“Kau adalah milikku,”

“Aku milikmu.” Kyuhyun menegakkan punggungnya. “Wae?”

Tabiat Kyuhyun yang suka tidak memberi aba-aba saat menciumnya tidak pernah berubah. Kepala Tae Ri sampai terdorong ke belakang mengimbangi gaya ciuman Kyuhyun yang selalu menggebu-gebu.

Gadis itu terkekeh. Dialah Cho Kyuhyun. Calon suaminya. Pria yang kondisi hatinya selalu cepat berubah menjadi penuh hasrat jika dengannya.

Mereka tidak pernah tahu jika Cho Hanna mengintip mereka dari luar. Dia menggeleng-geleng melihat kerakusan putranya saat berciuman dengan calon menantunya.

Ini bukan kali pertama Cho Hanna mengintip mereka. Kalau mau dihitung, mungkin sudah sepuluh kali dia memergoki putranya sedang berciuman. Di kantor, di rumah, dan disini.

Syukurlah. Melihat Kyuhyun yang sekarang Cho Hanna seratus persen yakin kalau putranya sudah melupakan kisah pahitnya dahulu yang dia yakin tidak pernah diceritakan pada kekasihnya.

.

.

.

“Hujan turun sangat lebat,”

Heechul menutup tirai di belakangnya dan menoleh. Tae Ri sedang duduk gusar memandangi ponselnya. Tangannya mengetuk-ngetuk meja sambil sesekali mencoba menghubungi seseorang.

“Ada yang kau khawatirkan?” Dia menyentuh bahu gadis itu dan anehnya reaksi Tae Ri yang berlebihan seolah dia baru saja memukulnya.

“K-kau mengatakan sesuatu?”

“Kau terlihat tidak fokus.” Heechul menarik kursi beroda dan duduk terbalik di atasnya. “Sesuatu mengganggumu?”

Tae Ri menggigit bibirnya. Hampir dua jam dia menunggu, tapi Kyuhyun tidak muncul juga. Tumben sekali prianya sulit dihubungi dan terlambat.

Keadaan di luar studio yang sedang hujan lebat menambah kegelisahannya. Semga tidak terjadi sesuatu pada kekasihnya. “Kyuhyun tidak pernah seterlambat ini. Aku mencemaskannya.”

Heechul mengeluh dalam hati. Ternyata soal Kyuhyun. Sejujurnya dia sudah lama menaruh hati pada partner kerjanya, Shin Tae Ri. Dia menyukainya karena gadis itu berbeda dari para gadis kebanyakan yang pernah dia kenal.

Gadis itu memang sedikit keras kepala, tapi lembut pada semua orang. Tidak pernah mengecewakan di setiap pekerjaannya dan selalu mengutamakan kebaikan orang lain daripada dirinya sendiri.

Heechul harus menelan keinginannya untuk meminta Tae Ri menjadi kekasihnya. Karena tepat saat dia ingin mengungkapkan perasaannya, gadis itu mengatakan jika Cho Kyuhyun telah melamarnya.

Jangan ditanya betapa sempurnanya kekasihnya itu. Heechul tidak punya alasan lain selain mundur teratur tanpa kentara dan terjebak dalam friend zone dengan Tae Ri.

“Sudah kau coba menghubunginya?”

Tae Ri mengangguk. “Teleponku masuk ke kotak suara. Aneh.”

“Mungkin dia masih ada rapat.” Jawaban asal Heechul itu tidak masuk akal.

“Dia sudah pulang kerja sore tadi. Dan Kyuhyun bukan tipikal orang yang rela pergi ke kantor lagi tengah malam.”

Heechul menaikkan bahunya, “Kalian masih sepasang kekasih kan? Seorang pria kadang menyembunyikan sesuatu pada kekasihnya jika itu bersifat privasi.”

“Aku tidak mengerti.” Yah, Tae Ri tidak mengerti kenapa Heechul harus membahas Kyuhyun di saat dia sedang kelimpungan menunggunya?

“Mungkin kau perlu belajar banyak membaca maksud orang, Tae Ri-ya.”

“Aku merasa tidak ada untungnya buatku mengetahui maksud tersirat dari ucapan orang lain.”

Heechul menyeringai. “Tips dariku saja,” Dia mendekatkan wajahnya dan menampilkan ekspresi teka-teki. “Supaya kau tidak gampang dibodohi.”

Apa maksud Heechul? Pria ini aneh sekali. Kenapa baru sekarang Tae Ri menyadari kalau partner-nya sebagai penyiar radio disini memiliki keanehan dan mempunyai perkataan bermakna ganda.

Ponsel Tae Ri bergetar. Menghentikan sesaat pikiran liarnya tentang Heechul. Pria itu sudah tidak mencondongkan lagi badannya saat dia mengangkat teleponnya yang ternyata dari Ibu mertuanya.

“Ibu?”

Latar belakang sambungan di ujung sana membuat Tae Ri bertanya-tanya. Sebuah suara seperti troli di dorong kencang dan seseorang menyuruh orang lain untuk bergegas masuk ke ruang operasi.

Hah?

Ibu mertuanya bersuara, “K-Kyuhyun, dia kecelakaan… Kondisinya sangat kritis…

Ponselnya meluncur begitu saja ke lantai. Tangan Tae Ri bergetar hebat. Dia menutup mulutnya menahan jeritan lantang yang menjepit pita suaranya.

Dadanya berdebar keras. Setiap aliran darah di tubuhnya berputar-putar di jantungnya yang memompa terlalu cepat. Inikah yang menahan Kyuhyun? Prianya kecelakaan entah disebabkan apa.

Heechul bingung dengan sikap Tae Ri itu kemudian mengambil ponselnya yang jatuh dan mendengar sendiri apa yang barusan dikatakan seseorang di seberang sana. “Dia di rumah sakit Seoul sekarang. Bisakah kau kemari, sayang?

“Apa yang terjadi pa—”

Tiba-tiba ponsel di telinganya direbut dan gadis itu berbicara lagi, “Aku kesana sekarang, Ibu.”

Tae Ri bangkit, menyambar coatnya serta tasnya. Mengabaikan percakapan singkat mereka yang sebenarnya mengganggu. “Heechul-ah, aku pergi duluan.”

“Kau mau naik apa?”

Tae Ri menepuk jidatnya. Selarut ini, mana ada taksi yang lewat? Belum sempat Tae Ri menjawab, Heechul sudah menggenggam tangannya, menuntunnya turun ke lantai bawah.

“Aku akan mengantarmu.”

.

.

.

Tuhan! Oksigen mana oksigen?!

Tae Ri mati-matian menghirup napas dalam-dalam. Usahanya tidak membantu banyak. Pada kenyataannya dia merasa seperti seorang berpenyakitan asma kronis yang sebentar lagi mati. Begitu sampai di rumah sakit, orang yang pertama kali ditemuinya adalah ibu mertuanya.

Wanita itu terlihat rapuh dan tak bertenaga. Memakai gaun tidur yang dibungkus coat tebal, duduk menundukkan kepala di kursi tunggu. Seperti orang tak berpengharapan banyak, tangisannya dalam diam-lah yang menyayat hati.

“Ibu,” Gadis itu meraih pundak Cho Hanna dan wanita tua itu langsung menangis padanya. “Apa yang terjadi pada Kyuhyun, Bu?”

Cho Hanna menggeleng. Dia tidak sanggup berkomentar soal putranya. Terlalu shock dengan kejadian serba mendadak ini. Tae Ri mencoba meyakinkan dirinya. Dia sama terguncangnya dengan wanita dalam pelukannya.

Jika kecelakaan Kyuhyun berhubungan dengan prianya yang hendak menjemputnya di studio di tengah hujan lebat, Tae Ri tidak percaya bisa memaafkan dirinya sendiri.

Heechul pergi entah kemana. Mungkin dia sedang mencari informasi lengkap tentang kecelakaan ini.

Seorang pria berpakaian serba biru, memakai penutup kepala dari kain dan masker berwarna senada, keluar dari ruangan yang Tae Ri ketahui sebagai ruang operasi.

“Keluarga Tuan Cho?”

Tae Ri enggan melepas pelukannya dari Cho Hanna karena wanita itu masih menangis. Akhirnya Tae Ri membawa serta Ibu mertuanya berdiri. “Kami disini, dokter,”

Dokter itu berjalan mendekat. Melepaskan maskernya.

“Saya Dokter Kim yang menangani pasien Tuan Cho. Syukurlah, Tuan Cho berhasil melewati masa kritisnya. Namun, saya perlu memberitahukan jika akan memerlukan waktu yang lama sampai Tuan Cho kembali sadar.”

“Apa ada bagian tubuh Tuan Cho yang terluka sangat parah, Dokter?”

Dokter Kim mengangguk.

“Kepalanya terluka parah. Tapi tidak perlu khawatir, nona. Itu sudah teratasi dengan baik. Tuan Cho bisa segera dipindahkan ke ruang ICU. Jika sudah tidak ada yang ditanyakan lagi, saya permisi.”

Tae Ri mengusap pundak wanita di sampingnya. Membawanya kembali duduk. Mencoba menularkan kehangatan yang Tae Ri sendiri tidak dapat merasakannya.

Dia menggigil kedinginan tapi tidak dia tunjukkan terang-terangan. Dia tidak ingin terlihat lebih rapuh dibanding Ibu mertuanya. Dia harus sekuat baja menghadapi cobaan.

Pasti ada alasan mengapa Kyuhyun sampai kecelakaan. Dan tidak ada yang lebih tahu daripada Tuhan Pemilik rencana ini.

“Terjadi lagi.” Tae Ri mengerutkan keningnya mendengar lirihan Cho Hanna.

“Kedua kalinya Kyuhyun mengalami kecelakaan. Dua kali aku merasa jantungku tidak berfungsi. Kenapa anak itu selalu membuatku cemas?”

“Apa maksud Ibu?”

Cho Hanna benar. Kyuhyun tidak pernah bercerita apapun pada Tae Ri tentang masa lalunya. Dan sekarang dia harus menjadi perantara di antara mereka.

“Kyuhyun pernah mengalami kecelakaan beberapa tahun lalu.”

Oh! Berita baru! Itu artinya sebelum dia kenal dengan Kyuhyun.

“Dia sedang berkendara di tengah hujan dan terjadi kecelakaan beruntun yang menyebabkan gadis yang berada satu mobil dengannya mengalami kecacatan.”

Gadis? Gadis mana? Siapa?

“Kyuhyun hidup penuh penyesalan karena dirinya seseorang harus menderita. Dia menjadi pendiam dan menutup diri. Dia tidak pernah bisa memaafkan kesalahannya. Sementara dia bisa menjalankan hidupnya secara normal, orang lain harus menderita karenannya.”

Berita ini sangat baru untuknya. Tae Ri tidak pernah tahu kalau Kyuhyun pernah terlibat hubungan dengan seorang gadis dari masa lalu dan memiliki penyesalan dalam hidupnya.

Kenapa Kyuhyun tidak pernah menceritakannya? Apakah pria itu berharap dia mengetahuinya dari orang lain?

Cho Hanna menggenggam erat pagutan tangan Tae Ri. Gadis itu menoleh. “Gadis itu, siapa dan dimana dia sekarang?” Cho Hanna menggeleng.

“Dia menghilang setelah peristiwa kecelakaan itu.”

Ibu mertuanya tidak menjawab siapa gadis itu. Apa alasan keberadaannya dalam hidup Cho Kyuhyun masa lalu? Apakah gadis itu kekasih Kyuhyun? Calon istri? Istri? Atau apa? Seseorang, tolong! Jelaskan padanya! Dia benar-benar buta soal Kyuhyun sekarang.

Tae Ri pikir dia sudah cukup mengenal Kyuhyun selama ini. Tapi mendengar ini, Tae Ri justru merasa seperti orang baru kemarin mengenal Kyuhyun.

Adakah hal lain yang tidak diketahuinya? Akankah seseorang bersedia, ah tidak, Kyuhyun bersedia menjelaskan apapun yang tidak diketahuinya?

Tae Ri tidak ingin bertanya lebih. Dia tahu jika Ibu mertuanya tidak akan memberitahunya. Biarkan Kyuhyun yang menjelaskannya. Mau atau tidak, pria itu harus memberinya alasan sejelas-jelasnya mengapa merahasiakan sesuatu padanya. Di saat hari pernikahan mereka tinggal menghitung hari.

“Tae Ri?” Panggilan Heechul itu memecah lamunannya. “Minumlah,” Heechul memberikannya segelas kertas kopi panas yang masih mengepulkan asapnya.

“Nyonya Cho, perkenalkan aku Kim Heechul, teman kerja Tae Ri. Silahkan diminum, nyonya,” Heechul juga memberikan gelas dengan isi yang berbeda.

“Terima kasih.” ucap Cho Hanna lirih saat menerimanya. Aroma teh hijau yang menenangkan.

Pria itu duduk di samping Tae Ri lalu berbisik, “Kekasihmu kecelakaan di pertigaan lima ratus meter ke arah studio kita.”

Tae Ri menoleh cepat. “Apa?” balasnya tak kalah berbisik.

“Kau tahu kan, daerah itu memang sangat rawan terjadi kecelakaan. Apalagi jalanan menjadi sangat licin saat turun hujan.” Tae Ri menghempaskan pundaknya. “Aku mengambil ini dari polisi yang mengatasi kecelakaannya.”

Tangan Tae Ri bergetar saat Heechul menyalurkan kotak berwarna biru yang retak di bagian atasnya. Ada bercak darah disana. “Polisi menemukannya di bawah jok mobil.”

Tae Ri sangat mengenal detail kotak kecil ini. Dan begitu dia membukanya, dadanya berdebar tak karuan.

Cincinnya.

Sesuai janji Kyuhyun, pria itu menggantinya dengan ukuran berbeda. Tae Ri mengambilnya dan memasangkannya di jari manisnya. Pas. Sangat pas dan cantik.

“Oh, cincin yang indah.”

Tae Ri tidak mempedulikan pujian Heechul. Dia terlalu larut dalam perasaan harunya. Mungkinkah Kyuhyun terlambat datang karena mengambil cincin ini? Dia terburu-buru dan mengalami kecelakaan?

Oh, Tuhan!

Kyuhyun-ku, aku harus berkata apa? Kau membuat hidupku terenggut olehmu dan hanya bergantung padamu. Inikah cintamu? Bagaikan oksigen yang menjadi syarat manusia bisa hidup. Syarat untukku hidup adalah dirimu.

.

.

.

Tangan itu bergerak.

Pelan nyaris tak terlihat. Matanya yang semula terpejam perlahan terbuka. Berusaha menyesuaikan terangnya cahaya matahari yang masuk ke dalam retinanya. Aroma desinfektan, kamar serba putih, selang infus, dan alat berbunyi berbentuk persegi yang memperdengarkan transformasi detakan jantung seseorang.

Bibirnya kelu. Tenggorokannya tercekat. Dan kepalanya sangat pening. Tidak ada lagi yang bisa dirasakannya selain rasa kebas di sekujur tubuhnya. Berapa lama dia tidur? Dan apa yang terjadi padanya?

Pertanyaannya terjawab saat matanya menangkap sosok gadis terkejut menatapnya dan tiba-tiba berlari menghampirinya. Dia kira gadis itu akan memeluknya. Untungnya tidak. Jika itu terjadi, dia menjamin tubuhnya akan remuk. Dan dia benci itu.

“Kyuhyun, kau sudah sadar!”

Ugh!

Dugaannya salah! Setelah gadis itu berkata demikian dia memeluknya. Dan entah dari mana kekuatannya berasal, dia mendorong paksa tubuh gadis itu sampai dia terhuyung ke belakang dengan ekspresi terkejut.

Apa? Apa yang kau lihat?

“Ada apa denganmu, Cho? Membuatku nyaris mati memikirkan dirimu yang tidak kunjung sadar. Dan sekarang kau menolak pelukanku?”

Saat dia hendak memeluknya lagi, Kyuhyun mengangkat tangannya. Menghentikan aksi gadis itu yang menurutnya anarkis. Tidak pernah sebelumnya dia bertemu dengan seorang gadis yang main asal peluk.

“Kau siapa?”

.

.

.

To Be Continue

 

17 thoughts on “On Radio [Chapter 2]

  1. sanii says:

    wah konfliknya mulai mencuat.
    apa gadis yang terlibat kecelakaan dg kyuhyun pacarnya si pencerita yang diradio .

    ya ampun ,sekarang taeri harus berjuang .apa kyuhyun bakal balik atau malah cari yang lama kkkk
    ditunggu lanjutannya 🙂

    Liked by 1 person

  2. ellalibra says:

    Kyny kyu amnesia deh, pst konflik mulai ada disini nanti org dimasa lalu nya kyu dtg buat ngerusak hbngn kyu taeri dh,,,,,, penasaran ada crta sedih apa dmasa lalu kyu y ??? Neeeeeeext fighting eon

    Liked by 1 person

  3. lyeoja says:

    Nahhhh tu kannnnn si kyu amnesiaaa,
    Dan jan bilang cuma gadis itu yg kyu inget….
    (Sabarkan ha imu tae Ri)

    Apa gadis masa lalu kyu sudah kembaliii….???
    Imajinasi bermunculan diotakkk… hihihi

    Liked by 1 person

  4. shfly3424Arista says:

    Nah loh
    Authorny mulai kejam

    Kyu dibuat amnesia
    Taeri terpuruk…..kesempatan heechul buat deketin dia

    Takutny saat kyu sdang amnesia gini
    Dia ketemu ama wanitanya yg dulu

    Terus gaun pengantin n cincin itu ap fungsinya

    Liked by 1 person

  5. Akhyla307 says:

    Oooohhh aku baruh ngehh sama alur cerita ini… 😮 di part 1 kemaren kn ada yg nelpon di radio tuh ttg kk’nya yah klo gx salah n aku mlh k’pikirran mungkin itu semua ada hubunganny sm kyuhyun… N ditambah lg skrg kyuhyun amnesia.. Huuffttt ditunggu next part nya 🙂 knp disaat mereka mau bahagia mlh ada masalah lagi -,-

    Liked by 1 person

Leave a comment