DOWN [Oneshoot]

DOWN
by Luna

Genre:
NC, Sad, Romance, Oneshoot

Cast:
Cho Kyuhyun | Kim Saena

Cuap-cuap Author:
Kebetulan aku lagi pengen bikin oneshoot, karena banjir idenya pas buat oneshoot bukan chaptered wkwk._. Happy reading^^

Warning! Typo beterbangan!
—oo0000oo—

“Apa? Putus?!”

Teriakan Saena membuat semua kepala pengunjung kafe itu menoleh padanya. Bibirnya bergetar seperti baru mendengar ada bom atom jatuh di rumahnya.

“T-tapi kenapa? Kita bahkan baru berpacaran tidak sampai satu minggu!”

Ya ampun, pria yang ingin putus dari Kim Saena pasti hanya pria gila. Memutuskan seorang gadis yang masuk dalam list—paling—diinginkan, populer, kaya, dan cantik?! Benar-benar tidak masuk akal!

Pria berambut klimis kecoklatan itu berdeham setelah sekian menit dia hanya bisa diam. “Aku bosan. Itu saja.” katanya seolah menganggap reaksi Saena berlebihan.

Rahang bawah Saena nyaris jatuh mendengar kalimat—yang tidak pernah dia dengar seumur hidupnya!

“Ah, sekarang hampir jam sepuluh malam, aku masih ada keperluan setelah ini. Tidak apa kan kalau aku tidak mengantarmu pulang? Sampai jumpa, Saena.” Pria itu bangkit dan melenggang keluar kafe.

Hati Saena mencelos. Dia menghempaskan punggungnya kasar. Merutuki kesialannya hari ini. Dia tidak bisa mengerti kenapa pria itu berani memutuskannya. Tidak mungkin kan, kedoknya terbongkar?

Apa—jangan-jangan? Saena melebarkan matanya dan menegakkan punggungnya. Dugaan itu tiba-tiba muncul di kepalanya.

Sialan!

Sambil menggebrak meja kafe dan sekali lagi mendapat tatapan kaget dari orang yang lewat di depannya, Saena melangkah keluar kafe menuju suatu tempat. Bukan apartemen pastinya.

Mendamprat pria sialan itu.

“Sialan kau! Bugh!” Saena memukul rahang pria tampan yang sedang asyik merokok di meja bar. Rokok yang tertancap di antara celah bibirnya tersedak keluar dan jatuh ke lantai.

“YAK! Apa yang kau lakukan, hah?!” Pria itu mengelus rahangnya yang berdenyut. Dia berdiri menjulang dihadapan Saena. Mata tajamnya menatap lurus gadis yang hanya setinggi bahunya. Apa salahnya sampai-sampai gadis ini memukulnya?

Tiba-tiba Saena mencengkeram kerah kemeja pria itu lalu menariknya mendekat, “Seharusnya aku yang bertanya begitu. Apa yang kau katakan pada Choi Siwon?!”

Oh! Jadi tentang Choi Siwon? Kekasih baru tololnya.

Pria itu menyentak tangan Saena dan tertawa sinis. “Memang apa yang kukatakan pada pacar taruhanmu itu, hah?” Tangannya bersedekap di depan dada.

“Aha!” Saena menuding muka pria itu dengan telunjuknya. Pria itu mendesis dan berdecak kesal. “Kau pasti yang memberitahu Siwon soal taruhanku! Benar, kan?!” serunya berapi-api.

Lagi-lagi Kyuhyun tertawa. Kali ini tawa mengejek, sinis sekaligus iba pada gadis yang baru dikenalnya seminggu ini. Ternyata gadis ini baru diputuskan.

Seminggu yang lalu, Kim Saena terlibat taruhan seru dengan teman-temannya di bar. Saena bertaruh jutaan won demi menjadi kekasih Choi Siwon, CEO perusahaan yang tampan dan kaya raya.

Harusnya Saena berhasil menggali kekayaan Siwon—paling tidak sebelum pria itu menyadari jika Saena hanya memanfaatkannya, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Siwon justru memutuskannya duluan dan menginjak harga dirinya!

“Kau orang yang menguping taruhanku malam itu! Jangan pura-pura bodoh!”

Pria itu memicingkan mata. Baru kali ini ada seseorang yang mengatainya ‘bodoh’. Untung gadis ini bukan lawan yang pantas untuk diajak adu pukul. Kalau iya, sudah dipukulnya balik!

“Apa-apaan nona? Bukannya kau yang barusan mengakui kejahatanmu? Harusnya aku meminta bayaran pada pacar taruhanmu karena sudah membebaskannya dari jerat gadis materialistik sepertimu!”

“Siapa yang kau sebut materialistik?”

“Tidak sadar? Kasihan sekali, tidak punya cermin ya?”

Pria itu malas berlama-lama berbicara dengan gadis ini. Tadinya dia sedang menunggu seseorang sampai gadis ini muncul dan mukanya menjadi sasaran tinju. Dia menggeleng tak percaya. Tidak seharusnya dia menanggapi gadis ini. Tapi, tenang saja, dia juga bukan tipikal pria yang suka mengumbar sifat aslinya di muka orang banyak.

Bar langganannya tidak pernah sepi pelanggan. Jadi hari senin sekalipun, di saat orang-orang sibuk bekerja, bar ini masih saja ramai. Ditambah lagi sejak kedatangan gadis ini, nyaris separuh pengunjung memperhatikan mereka. Malas sekali, bukan?

Daripada mendengar ocehan tidak jelas gadis itu, dia menyalakan rokok baru. Dia meringis saat batang rokoknya menyentuh sudut bibirnya yang ternyata terluka. Sial. Pukulan gadis ini boleh juga.

“Yak! Aku belum selesai bicara!”

Pria itu memutar bola matanya. “Masih ada?” tanyanya sambil mengepulkan asap rokoknya di depan wajah Saena. Gadis itu terbatuk-batuk dan melotot tajam.

“Kau harus membayar taruhanku!” Saena menyodorkan telapak tangannya yang terbuka dan membuat gerakan seperti anak meminta uang pada ayahnya.

“Cih, kau pikir kau siapa? Kenapa juga aku harus melakukan sesuatu yang tidak rasional?!” Rasanya jika dia berlama-lama berbicara dengan gadis ini dia bisa terkena hipertensi.

“Kau menggagalkan rencanaku. Kau harus membayar uang yang kupakai untuk taruhan sebagai gantinya.”

“Nona, sepertinya kau mulai tidak waras!” Setelah berkata begitu, pria itu beranjak, tangannya terentang menyambut wanita malam berpakaian seksi yang langsung menggelayut manja di dadanya. Saena melongo. Dia bahkan sampai tidak sadar kapan wanita malam itu datang.

Pria itu sengaja menyenggol pundak Saena saat berjalan melewati gadis itu menuju kamar sewaannya di lantai dua.

“Dasar pria bejat! Sialan!” Saena menendang kursi yang tadi diduduki pria itu.

Pelayan bar yang sejak tadi hanya menjadi penonton setia, sekarang baru mau angkat suara, “Mau minum sesuatu, nona?”

Tawarannya mendapat anggukan setuju dari Saena. “Vodka.”

Si pelayan tertawa kecil. Rupanya penampilan luar Saena yang serba tertutup tidak sanggup mewakili kebiasaan sesungguhnya. Dia meletakkan gelas berisi cairan berwarna kuning pucat di meja bar. Saena menenggaknya tanpa bernapas. “Kau punya rokok?”

Pelayan itu dibuat terkejut lagi. Meski kurang yakin, disodorkannya juga satu batang rokok sekaligus memantik apinya untuk Saena. “Nona punya selera keras, tidak seperti luarnya.”

“Maksudmu?”

“Yah, Vodka dan rokok, sebenarnya terlalu keras untuk seorang wanita muda seperti anda.”

Saena tertawa miris. Beginilah hidupnya. Orang lain tidak akan pernah menyangka seperti apa dia yang sebenarnya. Dia bahkan mengenal baik minuman ini sejak kelas satu SMP.

“Cukup lihat dan perhatikan, aku bahkan punya umur yang lebih panjang darimu, hmm—” Saena mencari nametag di seragam pelayan itu.

“Joshua Tan. Aku lupa memasang nametag-ku.”

Saena mengangguk-angguk. “Baiklah, Joshua-ssi,” dia mencondongkan badannya ke depan, “Kau kenal pria yang bertengkar denganku tadi? Siapa namanya?”

.

.

.

Dorongan kedua pria itu mendesah lega. Dia berhasil memasukkan miliknya seluruhnya. Perlahan, dia mendorong miliknya di dalam tubuh wanita di atasnya. Mendorong sangat pelan-pelan tapi sungguh menyiksa. Setiap dorongan terasa seperti siksaan. Wanita itu mengaitkan kedua kakinya di pinggang si pria.

Pria itu menggeram. Dia menambah kecepatannya, mendorong miliknya lebih dalam berulang kali, lebih cepat, semakin cepat sementara tangannya meremas dada si wanita.

Wanita itu hampir menjerit saat akan mendapat pelepasannya ketika suara ribut dari luar menginterupsi kegiatan panas mereka di kursi kebesaran ruangan pria itu dan seseorang mendobrak pintunya.

“CHO KYUHYUN! Anak nakal!”

“Shit!” umpat Kyuhyun. Dia buru-buru mendorong tubuh wanita sewaannya dari atasnya, menyuruhnya segera pergi sembari Kyuhyun serabutan memasukkan kemejanya yang berantakan ke dalam celana kain ketatnya lalu menarik ke atas resletingnya.

“Ibu!” Kyuhyun berpura-pura tidak terjadi apapun lalu menghampiri ibunya dan mencium kedua pipinya.

Nyonya Cho memukul kepala putranya. “Jadi ini yang kau pelajari selama tinggal di luar negeri? Membawa wanita sembarangan dan bercinta di dalam kantormu seenaknya? Kau kira ini kamar hotel, huh?”

Hanna kecewa setengah mati. Pantas saja sekretaris Kyuhyun tadi melarangnya masuk, ternyata ini yang sedang dilakukan putranya. “Rapat penting dengan klien, ya? Kliennya seorang pelacur?” sindir Hanna sambil menilik penampilan berantakan Kyuhyun.

“Ah, Ibu, kehidupan bebas tidak hanya terjadi di luar negeri. Aku akan jadi pria kolot yang tidak tahu soal beginian jika belum pernah merasakannya sendiri.” Kyuhyun mencoba berkelit. Sekalipun di dasar hatinya dia sepenuhnya sadar jika apa yang dia lakukan dosa besar. But, well, dia bukan anak remaja lagi kan!

“Lebih baik kau cari istri saja daripada mengencani wanita tidak jelas! Kalau kau punya istri, kau bisa berhubungan sesukamu—”

“Termasuk di kantorku?”

“Aish!” Hanna memukul kepala Kyuhyun lagi. “Pokoknya cari istri saja. Atau kau mau Ibu yang mencarikan?”

“Apa? Tidak mau! Pasti kenalan Ibu anak gadis yang membosankan yang selalu menuruti kemauan orang tua.”

“Yak! Memang harus begitu kalau mencari istri!”

Kyuhyun mempoutkan bibirnya. “Aku sedang malas menjalani hubungan yang terikat, Ibu. Nanti saja kalau aku sudah siap, aku cari calonku sendiri dan kubawa pada Ibu. Oke?”

Hanna mencibir. Beginilah susahnya punya anak laki-laki yang keras kepalanya menurun dari sifat suaminya. Coba saja Kyuhyun menuruni sifatnya, pasti sudah dari dulu Kyuhyun menikah dan memberinya cucu yang menggemaskan.

“Oh iya, Ibu, kapan nuna berkunjung ke rumah? Tiba-tiba saja aku merindukan keponakanku.” Kyuhyun tidak berbohong soal merindukan keponakan dari kakaknya, Cho Ahra, yang sekarang berusia tiga tahun. Terakhir kali Kyuhyun melihatnya waktu Nana masih berada di dalam gendongannya.

“Daripada merindukan anak orang, lebih baik punya anak sendiri.”

Kyuhyun memeluk bahu Ibunya lalu memberikan kecupan di pelipis wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya. “Nanti, kalau minatku untuk menikah sudah tumbuh dan jodohku datang—”

“Jodoh itu dicari, bukan diharapkan datang sendiri.”

Kyuhyun tertawa. “Iya, iya, pokoknya pasti aku akan bilang pada Ibu.”

“Ahra datang malam ini. Jangan lupa pulang.”

“Geurae, kebetulan pekerjaanku sudah selesai, berarti aku bisa pergi sekarang membelikan sesuatu untuk keponakanku. Sampai jumpa di rumah, Ibu.” Kyuhyun mengecup sekilas puncak kepala Hanna sebelum melangkah keluar.

.

.

.

PLAKK!!!

Tamparan keras itu melayang sempurna di pipi mulus milik seorang gadis yang kini hanya dapat menundukkan wajahnya dalam-dalam. Mencoba melindungi pipi kirinya yang belum terkena tamparan. Sial. Saena tahu ini akan terjadi padanya. Tapi dia tidak pernah mengira akan secepat ini paman gila itu mengetahuinya.

“Kau pikir aku bodoh, hah?! Mana uang yang kau janjikan? Mana?!”

Tidak ada satupun anggota tubuhnya malam itu yang selamat dari hantaman dan pukulan pria yang mengaku sebagai adik dari mendiang Ibunya.

Pria itu memukul, menampar, dan menghancurkan wajah keponakannya tanpa ampun. Darah pun mengalir dari sudut bibirnya, wajahnya berdarah dan penuh lebam, sekujur tubuhnya kesakitan akibat tendangan pamannya.

Menyesali hidup yang diberikan Tuhan padanya tidak menyelesaikan masalah. Saena pernah merasakan rasa sakit lebih parah dibandingkan sekarang.

Saena pernah hampir dibunuh oleh pamannya saat dia putus dari pria kaya yang memberikannya uang puluhan juta tiap minggu. Kejadiannya terjadi enam bulan lalu.

Ada seorang pria kaya yang memintanya menjadi kekasihnya. Dengan suka cita Saena menerimanya. Sialnya, pamannya yang saat itu kalah berjudi harus membayar ratusan juta won. Saena tentu tidak punya pilihan lain selain meminta kekasihnya.

Setelah dia mendapat jumlah uang yang diminta pamannya, Saena memutuskan hubungannya. Pasalnya, dia tidak mau terus-terusan menipu pria itu demi kesejahteraan pamannya.

Pamannya yang tahu hal itu tentu merasa kehilangan sumber uangnya, melampiaskan kemarahannya pada Saena, memukul gadis itu sampai sekarat.

“Paman, berhenti! Aku berjanji akan mendapatkan pria lain!” teriak Saena ketika dia sudah sampai di batas tidak bisa menahan sakitnya.

Choi Hyung Sik menghentikan tendangannya. Dia meraup dagu Saena memaksa gadis itu mendongak. Saena tengah menahan ketakutannya melihat wajah merah padam pamannya yang sangat menyeramkan.

“Jangan ingkari janjimu, ingat itu! Kalau tidak, tubuhmu yang harus membayarnya!” Hyung Sik melepas cengkeramannya dengan kasar. Dia meraih botol birnya dari atas meja dan berjalan keluar disertai bantingan pintu.

Saena meremas dress-nya. Dia menjerit keras-keras dan menangis saat itu juga. Sambil memeluk lututnya, Saena menangisi kesialan hidupnya. Kenapa Ibunya harus meninggal? Kenapa Ayahnya harus mati bunuh diri? Kenapa hak asuh atas dirinya harus jatuh pada pamannya yang gila judi?

Hidup macam apa ini?

Dia iri dengan teman-teman seumurannya. Mereka bisa menikmati hidup bebas, bersenang-senang, menghabiskan uang sebanyak mungkin tanpa rasa takut uangnya habis, dan berkencan dengan pria manapun yang mereka sukai.

Sedangkan dia? Menipu pria-pria tak berdosa demi pamannya!

Saena mengusap pipinya kasar sambil mengaduh kesakitan. Dia sudah biasa mendapat pukulan seperti ini. Mungkin satu minggu lukanya akan mengering. Gadis itu bangkit.

Percuma dia menangis. Toh, pamannya tidak akan pernah membebaskannya. Dia tidak boleh menyia-nyiakan waktu. Dia harus memburu pria kaya lagi. Dia tidak ingin mendapat pukulan lagi. Pria mana lagi yang akan memiliki nasib sial setelah bertemu dengannya?

Seusai mengganti pakaiannya yang kotor berbekas darah, Saena bergegas menuju bar. Berharap semoga malam ini adalah malam keberuntungannya.

.

.

.

“Habis bermain tinju dimana?”

Saena mendengus. Begitu dia menyapa teman-temannya di sudut bar tempat biasa mereka berkumpul, mereka terkejut mendapati penampilan Saena yang babak belur seperti habis mengikuti kejuaraan tinju atau seseorang yang menjadi korban kekerasan. Lihat saja, seluruh tubuhnya penuh luka dan tidak ada yang diobati.

“Paman-mu sakit jiwa ya? Kenapa tidak kau laporkan saja perbuatannya pada polisi?” So Hee mengusulkan ide yang menurut Saena gila.

“Kemudian aku akan ditangkap karena ketahuan telah melakukan penipuan?” Saena menenggak Vodka-nya. “Meskipun hidupku sulit, aku tidak memilih penjara sebagai tujuan akhir hidupku.”

Teman-temannya tidak ada bedanya darinya. Mereka juga suka menipu pria-pria kaya karena latar belakang yang sama. Menderita dan terpaksa membayar hutang segunung.

“Setidaknya kami tidak harus dipukuli jika kehilangan pria-pria kaya itu. Apa yang dilakukan pamanmu sangat keterlaluan! Bagaimana bisa kau bertahan hidup dengan orang seperti itu?”

Benar. Saena harus menerima pukulan demi pukulan dari pamannya kalau ketahuan pria-prianya memutuskannya. Ini sudah yang ke lima kalinya dan tubuhnya harus direlakan mendapat kesakitan. Tapi, di antara ke semua penderitaan yang dia dapat, ada yang lebih mengerikan. Ancaman terakhir pamannya. Tubuhnya akan dijadikan uang pembayaran hutangnya.

“Aku tidak bisa duduk diam.” Tiba-tiba Saena berdiri. Matanya menangkap pelayan bar yang lima hari lalu ditemuinya. “Aku pergi dulu.”

“Sebenarnya dia sendiri sudah mulai ikutan gila seperti pamannya.” Ucapan Yoo Ri langsung mendapat pukulan ringan di kepalanya. Yoo Ri mendelik, “Yak!”

“Kita semua memiliki prinsip yang sama. Menipu, gila uang, persis yang dikatakan orang-orang.”

Yoo Ri minumannya. “Tentu saja. Siapa yang tahan hidup tanpa uang?” Yoo Ri melihat Saena menyapa pelayan bar. “Hei, kenapa selera Saena berubah jadi standar pelayan bar?”

 

“Nona? Ada dengan wajahmu?”

Saena tertawa lirih. Kenapa semua orang bertanya-tanya soal wajahnya? Saena mengibaskan tangannya. “Aku tidak apa-apa. Bagaimana?”

Joshua mencondongkan badannya ke depan, sambil berbisik, “Tuan Cho baru saja naik ke kamarnya di lantai dua dengan wanita malam.”

Saena mengangguk-angguk. Dia meletakkan lembaran seratus ribu won di meja bar yang segera disambar oleh pria muda itu. Tampaknya dia sangat suka bekerja sama dengan Saena.

“Kalau tidak salah dia membawa dua teman prianya.”

“Gomawo.” Saena mendongak. Ada beberapa kamar VVIP di atas. Mungkin Saena akan sedikit anarkis dengan mendobrak pintu itu satu per satu. Tanpa pikir panjang lagi, Saena melangkahkan kakinya lebar-lebar menuju lantai atas.

Seperti yang Saena bilang, dia benar-benar mendobrak pintu kamar berkelas itu. Bercumbu, bergumul panas, dan bercinta adalah pemandangan yang sangat sering dia lihat. Saena hanya berdeham tidak jelas sambil mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan berharap salah satu dari mereka adalah pria yang dia cari. Cho Kyuhyun.

Nah, itu dia!

Tepat Saena membuka pintu kamar VVIP paling pojok, disitulah dia melihatnya. Benar kata Joshua. Pria itu tidak sendirian. Dia datang bersama dua pria temannya yang sekarang sibuk mendesah karena wanita bayarannya tengah memanjakan milik mereka.

Pria itu saja yang sedang asyik menikmati wine dan rokoknya sementara wanita yang Saena yakin adalah wanita malam, mengusap paha pria itu sensual tanpa malu. Well, Saena memang senang bergonta-ganti pasangan, tapi dia tidak pernah berbuat serendah itu. Menjual diri demi uang. Hanya, menipu pria demi uang.

BRAK! Saena sengaja menggebrak meja di depan Kyuhyun. Mengingatkan pria itu akan keberadaannya di ruangan itu. Kyuhyun menghembuskan asap rokoknya keras-keras lalu mematikan rokoknya yang masih baru tanpa ampun di lantai.

Kyuhyun tidak terkejut siapa yang menciptakan keributan. Dia hanya berdiri, menyingkirkan tangan wanita malam dari atas pahanya dan memandang Saena.

Mungkin satu gebrakan yang diciptakan gadis itu tidak berefek padanya. Tapi, melihat kondisi gadis itu yang tidak baik-baik saja, sekejap kemarahannya meluap. Dia paling membenci wanita yang datang padanya dengan babak belur. Apalagi jika tahu penyebabnya karena perbuatan seorang pria.

“Kembalikan uangku!” sentak Saena menyadarkan Kyuhyun.

“Aku tidak pernah meminjam uangmu, nona. Dan, yah, sekarang kau mengganggu kesenanganku.”

Saena mencibir. “Siapa yang peduli? Aku hanya peduli pada uangku. Cepat, kembalikan uangku!”

Tatapan gadis itu membuat Kyuhyun tertantang. Kyuhyun melirik wanita malam yang masih setia duduk di sofa. Dagunya mengarah pada pintu kamar. Si wanita langsung mengerti kalau keberadaannya sudah tidak dibutuhkan lagi. Kyuhyun pun bersuit pada dua temannya dan mereka langsung melakukan apa yang diperintahkan. Membiarkan Kyuhyun menyelesaikan masalahnya dengan gadis asing itu.

Ruangan itu kini hanya dihuni oleh dua orang yang saling melempar tatapan menantang. Saena merasa sedikit risih karena meski dia sering pergi berduaan dengan seorang pria, dia selalu berhasil menghindar jika mereka mengajaknya ke kamar hotel. Karena pada dasarnya Saena bukan wanita malam yang bisa diperlakukan seenaknya.

“Aku akan mengembalikan uangmu yang tidak pernah kupinjam. Tapi sebagai imbalannya aku harus mendapatkan pelayanan malam ini.”

Kening Saena berkerut. “Maksudmu bercinta?”

Sudut bibir kiri Kyuhyun menyungging ke atas. “Sangat pintar.”

“Cih, kau kira kau siapa?”

“Aku? Kau tidak akan percaya jika aku mengatakan siapa aku.”

“Pria bermulut wanita itulah yang aku tahu.”

Tangan Kyuhyun terkepal di samping badan. Rahangnya mengatup ketat. Kyuhyun maju selangkah, menarik lengan Saena dengan kasar padanya, tidak peduli gadis itu mendesis kesakitan karena luka di lengannya yang belum diobati. Kyuhyun terlalu marah sehingga mengabaikan reaksi Saena. Gadis itu dengan kurang ajarnya mengatainya bermulut wanita.

“Baiklah, akan kutunjukkan padamu seperti apa mulut wanita milikku ini.”

Kyuhyun meraup bibir Saena, melumatnya dan menekannya. Walaupun gadis itu meronta-ronta minta dilepaskan, Kyuhyun tidak melepaskannya begitu saja. Dia ingin membuktikan pada Saena jika perkataannya salah soal bibirnya. Kyuhyun semakin memperdalam ciumannya. Menyesap bibir atas dan bawahnya sangat kasar secara bergantian sampai bengkak. Sampai gadis itu kehabisan napas.

Saena mendorong dada Kyuhyun sekuat yang dia bisa lakukan. Kyuhyun benar-benar membuktikan ucapannya bahwa mulutnya benar-benar milik seorang pria. “Bagaimana rasanya?”

Entahlah. Saena tidak tahu. Ini ciuman pertamanya. Dia tidak pernah berciuman dengan pria manapun. Dan Saena menyesal kenapa pria yang merebut ciuman pertamanya harus pria ini. Kyuhyun memang sangat tampan, dan Saena yakin pria itu dari keluarga kaya raya yang sayangnya memiliki peringai buruk. Tapi kenapa, Saena justru merasa kalah hanya oleh karena ciuman itu?

“Tidak seorang wanita pun di dunia ini yang bisa lari dari pesona, ah tidak, ciuman seorang Cho Kyuhyun. Mengacalah, kau seperti gadis bodoh yang tidak pernah bercium—” Kyuhyun melotot lalu sedetik kemudian tawanya meledak, “Ini ciuman pertamamu!”

Pipi Saena bersemu merah tanpa diperintah. Dia memalingkan muka. Kyuhyun menertawainya. Saena malu hingga tidak menyadari jika Kyuhyun telah mengambil langkah paling krusial dalam hidupnya. Dia ingin memerawani seorang gadis.

“Aku akan mengambil hakku dan kau akan mendapatkan uangmu.”

Bodohnya Saena, dia menerima uluran tangan kekar milik Kyuhyun yang mengajaknya ke ranjang. Dia sudah tidak bisa berpikir jernih. Pikirannya terpecah antara menyerahkan satu-satunya yang dia miliki pada pria ini atau dia akan dijual oleh pamannya karena tidak berhasil mendapatkan pria kaya lagi.

Akhirnya Saena memilih jalan pertama. Menghangatkan ranjang kamar itu dengan desahan-desahan yang menggetarkan.

Kyuhyun sendiri sebenarnya menyadari jika tadi adalah ciuman pertama gadis itu dan Kyuhyun yakin jika dia masih perawan. Benar, saat dia menghangatkan miliknya di dalam tubuh gadis itu, darah mengalir dari sana.

Pertama kali dalam hidupnya Kyuhyun bercinta dengan seorang perawan. Ternyata rasanya sangat berbeda dibandingkan dia menghabiskan malamnya dengan wanita bayarannya. Jantungnya saja sampai berdebar tak karuan. Melihat Saena yang menyerah di bawah kuasanya membuat Kyuhyun mempercepat gerakan pinggulnya semakin melesak dan mendesak masuk dan keduanya mencapai klimaks bersama.

Dan jujur saja, ini pertama kalinya Kyuhyun bercinta tanpa pengaman. Dia melepaskannya di dalam milik gadis yang baru dikenalnya sekejapan mata tanpa ragu dan tanpa berpikir panjang jika dia bisa saja hamil.

Kyuhyun membelalakkan mata. Tidurnya terusik. Kyuhyun memijit pelipisnya dan merasa kepalanya sedikit berputar. Dia mencari ponselnya yang dia letakkan di atas nakas samping ranjang. Terkejut karena sekarang sudah jam dua pagi! Karena asyiknya bercinta dia lupa jika harus pulang ke rumah karena kakaknya datang.

Ah, Kyuhyun jadi ingat kenapa dia terbangun. Dia melirik ke samping, gadis yang telah dia ambil keperawanannya tengah terlelap di bawah selimut tanpa sehelai benang pun di baliknya. “Harusnya aku tidak melakukannya.”

Kyuhyun mendesah berat. Menyibakkan selimutnya lalu turun dari ranjang. Dia memakai kembali pakaiannya dan membetulkan tatanan rambutnya yang acak-acakan. Merogoh saku celananya, mengambil dompetnya.

Setelah menimbang beberapa hal, Kyuhyun mengeluarkan semua uang yang dia miliki kemudian menaruhnya di atas nakas. Dia memang tidak tahu berapa uang yang dihabiskan oleh Saena sebagai taruhannya, jadi Kyuhyun memutuskan memberikan satu black card-nya.

“Nah, nona, kau sudah mendapatkan uangmu dan aku mendapatkan apa yang kumau. Berarti setelah ini kita tidak perlu bertemu lagi, oke?”

Hanya berkata begitu dan Kyuhyun pergi. Tanpa tahu jika seseorang yang dikiranya sedang tidur mendengar ucapannya. Saena meremas selimutnya di depan dada sambil menangis. Dia sudah menyerahkan harga dirinya bahkan miliknya. Dan ternyata dia tetap saja dianggap sama tak ubahnya seperti pelacur di luar sana. Semua pria sama saja.

.

.

.

The END

 

 

44 thoughts on “DOWN [Oneshoot]

  1. kyuoi says:

    ini beneran nggak TBC kan?
    Kyuhyun nya kenapa breng*ek begitu? 😭
    Saena nggak semurah itu!
    pamannya juga jahanam banget!!
    kenapa Saena nggak kabur aja dari pamannya? T.T

    Liked by 1 person

  2. lyeoja says:

    Katanya oneshoot lun, koknmalah TBC… heheheh
    Ternyata hidupnya saena mengerikan ya…
    Kaka pikir gadis kaya yg pen foya2 aja, ternyata…. 😱😱😱
    Dilanjut gak nih lunnn….

    Liked by 1 person

  3. syalala says:

    entah tp kok gemes bgt kyuhyun senakal2nya dia tp kalo udah ketemu emaknya jd lembek gitu gemeeeeeeeesss ditambaj kenyataan kalo dia emg anak mami papi bgt huhuhu lucu aja gitu padahal mah bandel hahah

    Liked by 1 person

  4. shfly3424Arista says:

    Waduhhh
    Bneran ini oneshoot
    Brarti ad sequel dong yaaaa

    Kyu ga jahat
    Cm pergaulannay aja yg kelewat bebas

    Buktinya dia msh syg bnget ama keluarga Nyaaaa

    Liked by 1 person

  5. kyuwonhae's wife says:

    Waaahhh gak bsa ini, harus ad seqeul ini mah. Psnran bgt sma khdpan sena. Bkannya dia kaya? Dan kyu harus tw ttg kebran sena mellkan smw ini

    Liked by 1 person

  6. primdn says:

    Eh. Ini beneran end?? 😞😞😞
    Msh gantung, pliiiis nambah seq.. Bikin kyu oppa nyesel gpp..
    Yg penting ada seq nya.. Hhehe
    Tp jgn bikin saena terpuruk lg, kasian g bahagia” punya kluarga yg memanfaatkan uang.a saena 😕

    Liked by 1 person

  7. Hyun says:

    ihh luna mancing deh, astaga T.T
    sejak kapan saena jadi selemah itu, ke kyuhyun pula.. astaga ~
    entah kenapa aku ngrasa ini belum ada penyelesaian konfliknya, aku ga minta sequel, tapi minta ending ygsebenernya, ini asli ga tepat banget endingnya, masih banyak konflik, dan jalan cerita yg perlu diselesaikan sampe nemu klimaks nya..

    Liked by 1 person

  8. hanhanna says:

    Blm komplit kalo blm ada sequel 😁
    Masih gantung dibagian akhir, luna emg paling seneng ya nyiksa pemeran utama?
    Pergaulan jaman skrg emg spr itu tanpa tau akibatnya dimasa depan,…

    Liked by 1 person

  9. Chimin~ says:

    lohh kok end onnie????
    wahh wahh kalo ginii mahh haruss adaa sequel onniee…
    gak boleh tidak.. wkwk…
    masihh gak jelas gmnaa kisah mrekaa selanjutnyaa..
    gmnaa kalo saena hamil bnerann???

    Liked by 1 person

  10. via agnesia says:

    Kasian jg ana saena…
    dia harus rela menjadi mwsin pencari uang untuk pamanx bahkan kerap mendapat siksaan.
    apa stelah ini saena akan hamil anak kyuhyun ya???
    Ada sequelx ya….

    Liked by 1 person

  11. Indribaekiii says:

    Annyeong, aku reader baru ni^^

    Lahhh oneshoot nya nanggung bgt sih
    Berharap bgt ada lanjutannya nih, masa hubungan mereka begitu doang
    Kasian saena nya dong hikss

    Liked by 1 person

  12. Vikyu says:

    Beneran ini ceritanya bagus banget kak
    Tapi kok ga ada tulisan TBC nya ya
    Aku tau ini oneshoot , tapi alangkah baiknya ini di jadikan chapter *plakk
    Kok hidup saena beneran miris ya , kyu berengsek amet , benr kata saena kalau smua pria itu sama aja
    Plisss butuh seq kak , sayang bener ini cerita bagus banget
    Semangat kak

    Liked by 1 person

  13. Gyumbul says:

    Kasihan sih si sena harus digituin sama pamannya. Semoga ajah apa yg terjadi sama sena dana kyuhyun malam itu bukan sebuah akhir tapi sebuah awal dari kisah mereka. Ditunggu lanjutannnya kak

    Liked by 1 person

  14. kyuhyun wife says:

    Yaahh kok Udah end sih eon,
    Gantung banget ceritanya, kasian sena nya diperlakukan kek gituh sama kyuhyun,
    Please eon ada squelnya ya 😦
    Mau nih para readers arwahnya bergentayangan gara” penasaran ama kelanjutannya😂

    Liked by 1 person

  15. Nenkchobantet says:

    Seandainya ajj lu tau gmna susahnya hidup saena & kebingungan hatinya, lu bakal nyesel kyu😣
    Gw kira kyuhyun bakal ajak saena pulang ke rumahnya dan dan dan aaaarrrrggghhhh kesel gw😔😔😔😔

    Liked by 1 person

Leave a comment