Confess Me as Your Namja! [Chapter 1]

Confess Me as Your Namja! Chapter 1
by Luna

Genre:
PG, School-life, Romance, Chaptered

Main Cast:
Cho Kyuhyun, Kim Gyo Ra

Support Cast:
Other Super Junior Members

Cuap-cuap Author:
Hayo, hayo, siapa yang suka genre school-life bisa lirik sini dulu sambil nunggu update FF Switch hihi *ketawamaklampir*
Happy reading^^

Warning! Typo merantai!
==o00o==

“Ya! Ya! Kau lihat? Pria kutu buku!”

“Haha! Kasihan sekali dia. Apa perlu kita beri dia hadiah kacamata baru yang lebih trend?”

“Ih, buat apa!”

“Hey, kau tidak lihat, kacamatanya itu sudah dipakai sejak 5 SD!”

“Whoa, daebak! Kau menguntit dia ya?”

“Enak saja. Aku dengar dari teman yang pernah satu sekolah dengannya.”

“Eh, aku dengar juga dia jarang mengganti pakaian dalamnya loh!”

“Mwo?! Sinting!”

Segerombolan gadis tertawa renyah melewati depan bangku Kyuhyun yang sedang serius membaca buku kedokteran yang tebalnya lima kali lipat buku fisika setebal tiga senti.

Sesekali Kyuhyun membetulkan letak kacamata tebalnya yang melorot ke hidung. Matanya memang membaca deretan kalimat demi kalimat yang kata orang-orang sulit dipahami tapi menurutnya seru.

Grafik-grafik dasar Elektrokardiogram yang dari kejauhan tampak seperti lembah gunung.

Grafik itu sudah tidak menarik lagi sejak para gadis itu lewat. Bukan persoalan pembicaraan yang sering hilir-mudik keluar-masuk telinganya.

Melainkan seorang gadis yang menjadi pendiam dan pendengar yang baik saja ketimbang ikut menggosip tentang Kyuhyun.

Gadis itu memalingkan mukanya ke arah lain dan sesekali meringis mendengar ledekan teman-temannya.

“Kim Gyo Ra!!”

Min Ji berlari serabutan masuk ke kelas yang tidak sepi lagi karena sebentar lagi waktu istirahat berakhir. “Kim Gyo Ra! Kau harus mentraktirku makan besar!”

“Apa? Apa?” tanya teman-temannya penasaran. Gyo Ra jadi ikut penasaran, apa sih yang dihebohkan Min Ji?

“Dengar ya… siap-siap yaa…Ki Bum sunbae mengajakmu pergi menonton sabtu besok!”

“KYAA!!! Gyo Ra, kau akan berkencan dengan Ki Bum sunbae!”

“Omo! Omo! Huwaa!!! Dia pasti mau menembakmu!”

Kim Ki Bum adalah kakak tingkat sekaligus mantan ketua organisasi intra sekolah yang tahun depan akan lulus dan dari gosip yang beredar, dia sudah mendapat tiket masuk ke perguruan tinggi ternama di Korea.

Sosok pria yang tinggi, tampan, berkulit putih bersih dan jago di segala hal. Siapa tidak yang senang mendapat undangan kencan dengan pria sesempurna dia?

BRAK!

Tiba-tiba pintu kelas dibanting keras dari luar dan mensenyapkan suasana kelas yang ramai. Semua orang saling bertukar pandang, bingung, terkejut, lalu mengedikkan bahu masing-masing.

Gyo Ra meremas rok seragamnya di atas paha memandang kalut ke arah pintu yang barusan dibanting itu. Perasaan tidak enak segera menyerbunya.

Bimbang antara harus mengejar orang itu dan menjelaskan jika dia tidak akan menyanggupi ajakan pria lain. Dia tidak mau orang itu sampai salah paham apalagi menyangka Gyo Ra hanya mempermainkannya.

Namun jika dia mengejar orang itu, semua akan terbongkar. Kebohongan, pura-pura, dan hubungan mereka akan terbongkar.

“Ya! Gyo Ra! Bagaimana? Kau mau, kan?” Min Ji menyikut pinggang Gyo Ra yang mendadak terdiam.

Gyo Ra mengedipkan matanya berulang kali bingung harus menjawab apa.

Dia tidak mungkin jujur, kan? Apa kata teman-temannya kalau tahu dirinya berpacaran dengan pria kutu buku di kelas mereka? Pasti akan memalukan sekali.

“Ne.” Pada akhirnya Gyo Ra mengabaikan hati kecilnya dan mengangguk setuju ajakan itu.

.

.

.

“Senang ya, bisa pergi kencan tanpa malu dan takut ketahuan?” desis Kyuhyun tajam di balkon kamar Gyo Ra.

Gadis itu terperanjat kaget mendapati Kyuhyun tengah duduk bersila di jendela kamarnya yang terbuka lebar. Pantas saja ketika dia masuk udara dingin segera menyergapnya.

Rupanya bukan karena Gyo Ra lupa mematikan pendingin ruangan, tapi seseorang sudah masuk ke kamarnya tanpa permisi.

Gyo Ra melempar tasnya ke lantai lalu membanting tubuhnya yang remuk sehabis berjalan-jalan keliling mall sejak sore. Gyo Ra sudah tahu tidak lama Kyuhyun akan menginterogasinya.

Yah, dia mengakui sekarang, ternyata ‘kencan’ dengan seorang pria normal jauh menyenangkan daripada dengan pria yang setiap pergi berkencan tidak pernah jauh dari toko buku.

Kyuhyun menatap tajam ke arah Gyo Ra yang tidak membalas ucapannya. Kyuhyun tahu gadis itu sedang kelelahan.

Lelah sehabis bersenang-senang dengan pria lain padahal Gyo Ra sudah resmi menjadi miliknya. Mereka sudah berpacaran sejak hari kelulusan SMP.

Dan selama itu Kyuhyun harus menelan pil pahit karena Gyo Ra tidak pernah sudi mengenalkan dirinya sebagai kekasihnya di depan teman-temannya. Apa yang kurang dari Kyuhyun?

Pria itu baik, pintar, hanya saja kurang tampan dan kurang mempesona di mata para gadis. Jika itu yang dicari Gyo Ra, lantas kenapa gadis itu menerima pernyataan cintanya? Apa yang sebenarnya diinginkan Gyo Ra?

“Kenapa tidak menjawab? Aku sedang bertanya padamu, Kim Gyo Ra.”

Kyuhyun berjalan mendekat dan berdiri di samping ranjang gadisnya.

Gyo Ra sedang menutup matanya dengan sebelah lengan. Napasnya yang teratur menandakan gadis itu sudah terlelap. Sejak kapan?

Menghela napas perlahan, menyabarkan diri sendiri. Menghadapi Gyo Ra sama saja menghadapi kakaknya Ahra kalau sedang kedatangan tamu bulanan jadi sering pendiam dan sensitif.

Kaki Kyuhyun bergerak ke kaki ranjang, melepas sepatu dan kaos kaki Gyo Ra yang berwarna pink kesukaannya.

Kyuhyun menarik selimut tebal sampai batas dagu Gyo Ra. Gadisnya benar-benar lelah. Baik, Kyuhyun mengalah. Dia tidak boleh memaksakan kehendaknya. Dia sudah sangat menyayangi gadis ini.

Tidak peduli gadisnya tidak pernah mau mengekspos hubungan mereka ke dunia. Asalkan Gyo Ra masih berada di sisinya, tidak akan dia biarkan gadis itu menangis.

“Selamat malam, Gyo. Mimpi yang indah.”

Kyuhyun mengecup lengan Gyo Ra karena kening gadis itu terhalang. Kemudian melangkah menutup jendela kamar dan berjalan keluar.

Gyo Ra menghempaskan lengannya ke samping ranjang. Matanya terbuka memandang langit-langit kamarnya. Menghembuskan napas perlahan.

Seharian menghabiskan waktu bersama Ki Bum, dia tahu ada yang salah dengannya. Gyo Ra tersenyum sendiri. Ki Bum yang perhatian.

Ki Bum yang lemah lembut penuh kharisma. Ki Bum yang memiliki tubuh atletis. Sempurna. Belum pernah dia bertemu dengan pria seperti itu. Inikah yang namanya jatuh cinta?

Dulunya Gyo Ra menerima pernyataan cinta Kyuhyun atas dasar tidak enak. Mereka hidup bertetangga. Orang tua mereka saling mengenal.

Gyo Ra berpikir waktu itu Kyuhyun tidak terlalu buruk untuknya, hanya saja Kyuhyun terlalu kutu buku.

Tapi semakin kesini, kenapa Gyo Ra malah berpikir sesuatu yang lain? Seiring dirinya yang semakin dewasa, Kyuhyun terlihat tidak menarik lagi di matanya.

Bahkan sejak Masa Orientasi Sekolah, semua orang sudah memandang Kyuhyun sebagai pria tidak asyik, kutu buku, membosankan.

Itulah yang membuat Gyo Ra mundur dan menyembunyikan hubungan mereka.

Getar ponsel di saku celana jins Gyo Ra membuyarkan lamunannya. Ditariknya benda ukuran persegi itu lalu matanya melotot tahu siapa yang mengirimnya pesan. Ki Bum sunbae!

 

Sudah tidur?

 

Gyo Ra melompat duduk dan buru-buru memberi balasan pada si pengirim.

 

Belum. Ada apa sunbae?

 

Ponselnya bergetar cepat. Gyo Ra berguling-guling di atas kasur membaca isi pesan berikutnya.

 

Boleh kutelepon? Kalau tuan putri tidak lelah.

 

Detik selanjutnya ponsel Gyo Ra berdering keras mendendangkan lagu Exid berjudul Hot Pink. Tanpa pikir panjang Gyo Ra langsung mengangkat telepon itu. “Yeoboseyo?”

“Apa aku mengganggu acara mau tidurmu?”

Gyo Ra tahu Ki Bum tidak akan bisa melihat kepalanya yang menggeleng, tapi justru itu yang membuat gadis itu kian bersemangat. “Tentu tidak!”

Berikutnya keduanya hanyut dalam perbincangan yang tidak bisa dibilang singkat malam itu. Tertawa keras mendengar lelucon-lelucon yang diberikan Ki Bum yang sungguh menghibur.

Gyo Ra seakan lupa dengan perasaannya sendiri yang harusnya dijaga demi pria lain. Gyo Ra terlalu sibuk bergembira hingga tidak menyadari sepasang mata elang tengah mengawasinya dari celah pintu kamarnya yang belum tertutup sempurna.

Sepasang mata itu menajam dan kilat marah jelas tergambar dari sorot matanya.

.

.

.

“Kenapa sih?”

Ri An menyenggol gadis yang sedang bersenandung ria di lapangan upacara. Tumben sekali Gyo Ra begitu bersemangat mengikuti upacara senin pagi.

Biasanya gadis itu yang paling malas-malasan ikut. Dan alasan itu sudah jelas terbaca saat Ki Bum naik ke podium sebagai murid teladan tahun ini.

“Ooh, gara-gara ini toh!” seru Ri An yang langsung mendapat teguran dari Park Ssaem, guru kedisiplinan sekolah mereka. Min Ji dan Hyu Na yang cekikikan di belakang langsung diam saat Park Ssaem melotot ke arah mereka.

“Ya! Kau belum cerita apa-apa pada kami.” Bisik Hyu Na yang dibalas kedikan bahu Gyo Ra. “Aish! Pasti terjadi sesuatu ya?”

“Tidak!” Gyo Ra menggeleng sambil tersenyum malu. Pandangannya tidak pernah lepas dari sosok Ki Bum yang mempesona pagi ini.

“Sampai tahap apa? Ki Bum sunbae sudah menembakmu?”

“Belum!”

Min Ji cekikikan lagi. “Kau harus berterima kasih padaku, Gyo Ra! Kalau bukan karena aku, kau tidak akan punya kesempatan langka pergi kencan dengan Ki Bum sunbae!”

“Ne! Ne! Gomawo!” ujar Gyo Ra suka cita.

Benar, jika bukan karena koneksi yang dimiliki Min Ji sehingga dia bisa dikenalkan dengan Ki Bum, pastinya malam minggu kemarin akan seperti malam minggu yang sudah-sudah. Mereka berempat tertawa lirih.

Senang jika salah satu sahabatnya bahagia bisa berkencan dengan pangeran sekolah.

Dua baris dari belakang sedikit serong, Kyuhyun tidak bisa berkonsenterasi pada upacara bahkan saat semua murid serempak menyanyikan lagu kebangsaan Korea, Kyuhyun hanya diam.

Fokus matanya tak pernah beralih dari Gyo Ra yang kini memandang pria di atas podium dengan mata berbinar.

Seumur-umur mereka berpacaran gadis itu tidak pernah menatapnya demikian. Ada sesuatu yang berbeda dari gadisnya.

“Bisa ikut aku sebentar?”

Ketiga teman Gyo Ra saling melirik bingung ketika upacara berakhir Kyuhyun tiba-tiba muncul di belakang mereka sambil menahan lengan Gyo Ra.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya panik. Kenapa Kyuhyun mengajaknya bicara sekarang? Padahal mereka sudah sepakat mereka untuk tidak mengenal satu sama lain di sekolah.

“Ada laporan praktikum biologi yang harus kukerjakan dengan Gyo Ra.” Lanjut Kyuhyun karena tidak ada satupun dari ketiga gadis itu beranjak pergi.

“Laporan saja kan? Kita bisa tinggal.” Ucap Ri An. Tangannya bersedekap di depan dada. Matanya menyipit. Ada yang aneh dengan pria kutu buku ini.

Memang benar mereka berdua satu kelompok praktikum, tapi buat apa harus membicarakannya berdua saja?

“Kami harus ke laboratorium sekarang juga sebelum Lee Ssaem datang ke kelas. Kalian juga mau ikut?”

Kyuhyun menyeringai puas. Dia tahu, satu-satunya tempat paling dibenci para gadis adalah laboratorium biologi. Disana banyak hewan uji coba seperti tikus, katak, cacing, dan kelihatannya sangat menjijikkan.

“Oke, kita ke kelas duluan, Gyo Ra!” Gyo Ra tersenyum masam dan melambaikan tangan sekilas sebelum Kyuhyun menariknya menuju tempat yang berlainan dari apa yang dikatakan pria itu.

Gudang belakang sekolah selalu menjadi tempat paling aman bagi Kyuhyun dan Gyo Ra kalau mereka ingin membicarakan suatu hal.

Gyo Ra menolak tawaran Kyuhyun untuk saling berbalas lewat pesan karena rawan sekali ponselnya akan dipinjam teman-temannya. Dan apalah daya pria itu hanya bisa mengikuti semua kemauan Gyo Ra.

“Tidak bisa di rumah saja ya bicaranya?”

Kyuhyun menaikkan kacamata tebalnya yang melorot kemudian memusatkan perhatiannya pada Gyo Ra. Gadis itu tidak berani membalas tatapannya.

Jika sudah begini, dia tahu ada yang disembunyikan darinya. “Kau menyembunyikan sesuatu?”

“Apa?” kening Gyo Ra berkerut. “Kau mengajakku kesini hanya untuk bertanya begitu? Tidak bisa dipercaya.” Gyo Ra hendak berbalik pergi tapi Kyuhyun segera mencekal tangannya.

“Ada hubungan apa kau dengan Ki Bum?”

Jangan berbalik! Jerit Gyo Ra dalam hati. Dia masih bertahan dengan posisinya yang membelakangi Kyuhyun. Pria itu meremas tangannya.

Gyo Ra menolak berbalik. Bibirnya komat-kamit sementara otaknya berputar keras, jawaban apa yang diharapkan Kyuhyun.

Ada apa dengannya? Kenapa dia seperti seorang kekasih yang ketahuan selingkuh? Padahal dia tidak melakukan apa-apa dengan Ki Bum.

“Gyo Ra, sangat tidak sopan tidak melihat lawan bicaramu saat sedang berbicara.”

Kyuhyun menarik paksa Gyo Ra hingga gadis itu berbalik. Gadis itu hanya menunduk mengetahui tatapan tajam Kyuhyun mengarah padanya. “Kau menyukainya? Kau ingin putus dariku?”

Gyo Ra terpekik kaget saat Kyuhyun meremas tangannya terlalu kuat. Dari luar pria ini memang terlihat lemah.

Tapi lihatlah! Sesungguhnya kekuatannya jauh lebih hebat dari apa yang terlihat. “Aku tidak pernah bilang aku menyukainya ataupun ingin putus darimu.”

Cekalan di tangannya melemah. Tatapan Kyuhyun melembut. Kyuhyun seakan tersadar jika dia terlalu cepat mengambil kesimpulan dan emosinya mudah sekali tersulut.

“Benar?” tanya Kyuhyun sekali lagi. Berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa Gyo Ra masih ingin bersamanya.

Gyo Ra mengangguk. Kepalanya masih tertunduk, belum berani memandang Kyuhyun.

Pria itu lega luar biasa. Dibuangnya jauh-jauh spekulasinya tentang Gyo Ra yang mencoba lepas darinya.

Kyuhyun cukup sadar diri jika dirinya banyak kekurangan dan dia patut bersyukur gadis setenar Gyo Ra mau menjadi kekasihnya dan mengabaikan fans-fans prianya.

“Syukurlah,” Kyuhyun memantapkan kedua tangannya di pundak Gyo Ra, memaksa gadis itu mendongak padanya. “tidak bisa kubayangkan jika aku tidak memilikimu, Gyo Ra.”

Kyuhyun berjanji dalam hati. Kalau dia berusaha keras, meraih cita-citanya, membesarkan namanya, dan di saat yang tepat dia akan menjadikan Gyo Ra sebagai satu-satunya wanita yang menemaninya sampai mereka kakek-nenek.

.

.

.

Janji tinggal janji. Kata tinggalah sebuah kata. Ketika perasaan itu justru menguasai segalanya, mata menjadi buta. Telinga menjadi tuli. Bibir menjadi bisu.

Gyo Ra tidak ingat kapan terakhir kali dirinya berbicara dengan Kyuhyun. Pria itu sibuk belajar karena pekan olimpiade kian dekat. Tidak ada lagi kebersamaan di antara mereka.

Terkadang Gyo Ra heran, kenapa dia bisa rindu saat-saat Kyuhyun menemaninya pergi ke toko buku sekadar membeli pulpen lucu atau saat Kyuhyun menghadiahinya novel terbaru dari penulis favoritnya.

Padahal kegiatan seperti itu sungguh membosankan untuk ukuran remaja SMA seperti mereka.

“Gyo Ra!” Ki Bum muncul dari tikungan lorong kelas, mengagetkan Gyo Ra yang tertangkap basah sedang melamun.

“Sunbae kau mengagetkankku.” Rajuk Gyo Ra sambil berkacak pinggang.

Bibirnya maju beberapa senti. Sehingga dia tampak seperti bocah lima tahun yang kesal karena permennya diambil. Ki Bum tertawa geli. Betapa menggemaskannya Gyo Ra kalau sudah bersikap begini.

“Melamunkan apa? Dari tadi kupanggil-panggil tapi kau tidak menyahut.”

“Benarkah?”

Ki Bum mengangguk. “Mau ke kantin? Daripada melamun sendirian, kalau kemasukan setan bagaimana?”

“Aish, mana ada yang seperti itu di siang-siang begini. Ya sudah, ayo!” Ki Bum geleng-geleng kepala melihat Gyo Ra kini yang bersemangat menyeretnya ke kantin.

Kantin tidak pernah sepi pelanggan. Semua murid menghabiskan istirahat siang dengan membeli berbagai makanan yang tersedia.

Gyo Ra memilih bangku panjang kosong dekat penjual tteobokki paling laris. Memesan dua mangkuk besar tteobokki level lima dengan total cabe 45.

“Gila! Kita bisa sakit perut!” Ki Bum berdecak kagum melihat Gyo Ra semangat sekali memasukkan tusuk demi tusuk tteobokki ke dalam mulutnya.

“Aku sangat suka pedas, sunbae! Mau bertanding?” tantang Gyo Ra yang disambut anggukan kepala pria di sampingnya. “Ahjumma! Tambah dua mangkuk lagi!”

Ki Bum menggeleng-geleng tidak percaya. “Kalau kau sampai muntah-muntah aku tidak tanggung jawab ya, Gyo Ra.”

“Tenang saja, ususku ini seperti usus sapi. Tidak mungkin aku kalah.”

“Taruhannya apa?”

Gyo Ra berpikir. Dia tadi hanya asal menantang saja, tidak berniat benar-benar mempertaruhkan sesuatu dengan Ki Bum. “Terserah,”

Ki Bum tersenyum cerah. “Kalau aku menang, kau harus jadi kekasihku.”

“APA?”

Gyo Ra buru-buru menutup mulutnya yang berteriak keras. Beberapa orang melirik mereka penasaran. Gila! Tidak mungkin Ki Bum memintanya menjadi kekasih. Gyo Ra sudah milik pria lain.

Tapi bukan itu yang membuatnya menjerit, tapi, astaga! Sejak kapan Kyuhyun berdiri disana?!

Gyo Ra mengerjap-ngerjapkan mata, takut itu hanya ilusi saja Kyuhyun berdiri menyandar pilar kantin dan tangannya penuh berisi buku-buku tebal setebal kacamata miliknya.

Ki Bum melambai-lambaikan tangan di depan wajah Gyo Ra yang mendadak pucat. Ki Bum khawatir gadis ini sedang sakit tapi malah menantangnya makan makanan pedas.

“Aku bercanda saja, Gyo Ra. Ayolah,” Ahjumma penjual tteobokki meletakkan dua mangkuk lagi di atas meja mereka.

“Haha, bercanda ya, sunbae? Kau hampir membuatku mati karna serangan jantung.”

Gyo Ra menggaruk-garuk kepalanya tidak gatal sembari matanya mencuri pandang ke arah pilar tempat bersandarnya Kyuhyun.

Kemana Kyuhyun? Tolehan yang kedua, Gyo Ra tidak melihat ada tanda-tanda keberadaan Kyuhyun. Apa tadi benar Kyuhyun atau hanya ilusinya saja?

“Taruhannya nanti saja, sekarang yang penting kita bertanding!”

Gyo Ra mengangguk sekali. Yah, Kyuhyun tidak mungkin berada di kantin. Pria itu terlalu sibuk mempersiapkan diri mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum olimpiade.

Lagipula apa yang perlu Gyo Ra khawatirkan? Toh, kedekatannya dengan Ki Bum hanya sebatas teman, tidak lebih. Kyuhyun tidak mungkin mengkhawatirkan hal-hal remeh seperti ini.

“Dalam waktu tujuh menit, masing-masing dua mangkuk ini harus habis!”

“OKE!”

“1…2…3!”

.

.

.

“Kau baik-baik saja? Wajahmu pucat sekali, Gyo Ra.”

Min Ji mengusap keringat dingin yang terus menetes dari pelipis Gyo Ra. Satu jam lagi pelajaran baru akan berakhir tapi Gyo Ra terus menunjukkan gejala orang yang sedang kesakitan.

Sekembalinya ke kelas, Gyo Ra jadi seperti ini. Dia mengeluh perut kirinya sakit, badannya menggigil katanya kedinginan, padahal yang dirasakan teman-temannya Gyo Ra sedang demam.

“Apa kita bawa saja ke ruang kesehatan?” usul Hyu Na itu mendapat gelengan kuat dari Gyo Ra. Dia tidak menjawab tapi gelengan itu sudah menjelaskan segalanya.

Tidak. Dia tidak ingin keluar sekarang kalau tidak mau Kyuhyun mengikutinya dan satu kelas akan terheran-heran dan berspekulasi yang lain.

“Tidak bisa, Gyo Ra! Kalau sakitmu bertambah parah bagaimana?” Ri An mengacungkan tangannya ke atas, menyela pelajaran Seonsaengnim, tanpa sempat dicegah oleh Gyo Ra.

“Ssaem, saya ijin mengantarkan Gyo Ra ke ruang kesehatan. Dia sedang sakit.”

Setelah mendapat anggukan setuju dari Seonsaengnim, Ri An yang menawarkan diri mengantar Gyo Ra ke ruang kesehatan.

Semua orang saling tukar pandang melihat Gyo Ra yang berjalan sempoyongan keluar kelas. Dan Kyuhyun melihat itu semua dengan dada berdebar keras. Tangannya terkepal kuat di paha sebelum dia mengangkat tangan dan ijin pergi ke toilet.

Sampainya di ruang kesehatan, Gyo Ra berbaring dengan lemah. Tidak ada dokter ataupun murid penjaga ruang kesehatan.

Ri An kebingungan harus melakukan apa sementara Gyo Ra terus saja merintih kesakitan di bagian perutnya. Gyo Ra bergerak gusar ke kanan dan kiri dari matanya terus meneteskan air mata.

Rasa sakit ini tidak pernah dia rasakan lagi sejak dua tahun lalu, tapi kenapa tiba-tiba muncul lagi?

Seseorang datang dengan langkah tergesa. Memasuki ruang kesehatan dengan raut wajah dingin dan kaku sedangkan tatapannya tidak pernah beralih dari gadis yang kini kesakitan di atas tempat pembaringan.

“Kyu—”

“Kau melanggar pantangan, Gyo.” Ri An mengernyitkan keningnya bingung. Kyuhyun tiba-tiba datang kesini dan seolah mengkhawatirkan Gyo Ra.

Ada apa? Dan kenapa Kyuhyun memanggil Gyo Ra seakan-akan mereka sudah akrab sejak lama.

Kyuhyun menggeser tubuh Ri An sehingga dirinya kini berdampingan dengan Gyo Ra yang sama terkejutnya dengan Ri An. Gadis itu menggigit kuat-kuat bibirnya.

Kenapa Kyuhyun kesini? Kedatangan Kyuhyun pasti menimbulkan pertanyaan besar di kepala Ri An. Kyuhyun mengusap peluh di kening Gyo Ra.

Tatapannya masih sama kakunya sejak datang. Ri An benar-benar ingin menyela kegiatan Kyuhyun dan matanya membelalak ketika tangan Kyuhyun menekan perut Gyo Ra yang sakit. Gyo Ra menjerit kesakitan.

“Kyuhyun-ssi! Apa yang kau lakukan?” Ri An mendorong tubuh Kyuhyun yang hanya bergeser beberapa senti. “Kau tidak tahu tindakanmu justru menyakiti Gyo Ra!”

“Bisa diam tidak?!” bentak Kyuhyun kasar.

“Kau bahkan bukan dokter atau penjaga ruang kesehatan! Kau tidak tahu apa-apa!”

“Lambung Gyo Ra bermasalah! Dan aku tahu tindakan yang tepat untuk menolongnya. Kalau kerjaanmu hanya mengomel, lebih baik kau keluar!”

Ri An bungkam. Baru kali ini Kyuhyun, seorang pria kutu buku, yang biasanya pendiam dan hanya menjadi pengamat kelas membentaknya!

Ri An terkejut. Kaget. Tentu saja Ri An menolak keluar. Bagaimana jika Kyuhyun hanya berpura-pura tahu bagaimana mengatasi kesakitan Gyo Ra? Dia harus mengawasinya disini.

Kyuhyun menanggalkan blazernya, melipat lengan kemejanya sampai siku, dan oh!

Ri An terpana melihat bagaimana tangan cekatan milik Kyuhyun membuka blazer Gyo Ra, mengambil baskom berisi air hangat dan handuk, mengobrak-abrik sebentar isi lemari obat di sudut ruangan dan kembali membawa segelas air putih dan obat berbentuk bulat warna hijau.

“Bangun sebentar, Gyo.” Gyo Ra pasrah saja.

Saat dia sakit memang segala jenis penolakan tidak akan pernah dia tunjukkan. Kyuhyun menyanggah punggung Gyo Ra di dadanya sambil membantu gadis itu meminum obatnya. Barulah Gyo Ra berbaring lagi.

Tidak sampai disitu, Kyuhyun mengompres kening Gyo Ra dengan handuk kecil yang dibawanya. Gyo Ra sudah terpejam. Dia terlihat kelelahan menahan rasa sakit selama dua jam lebih.

Kyuhyun mengusap rambut Gyo Ra perlahan, menunjukkan betapa khawatirnya dia pada gadisnya meski tatapannya bertahan dingin.

Dalam tidurnya Gyo Ra begitu nyaman. Rasa sakit di perutnya berkurang. Dan itu berkat Kyuhyun.

Pria itu selalu saja bisa membuatnya luluh. Selalu tahu apa yang harus dia lakukan untuknya.

Gyo Ra tidak mau memikirkan apapun lagi apa yang akan terjadi setelah ini. Yang terpenting sekarang, dia bisa lelap.

“Apa yang kau lakukan?” pertanyaan Ri An memecah keheningan. Gyo Ra sudah tertidur. Kyuhyun menghentikan aksi mengusap kepala gadisnya dan memandang dingin pada Ri An.

“Apa yang kulakukan?” Kyuhyun mengulang pertanyaan Ri An dengan nada meremehkan. “Apa kau tidak lihat aku sedang merawat Gyo Ra. Apalagi yang kulakukan?”

“Kau tidak seperti ini.”

“Maksudmu?” Kyuhyun beranjak dari kasur dan berdiri menjulang di depan Ri An.

Baiklah, jika gadis di depannya ini bersikap macam-macam, Kyuhyun tidak akan sungkan membocorkan rahasianya dengan Gyo Ra. Menunjukkan betapa berkuasanya Kyuhyun gadisnya.

“Kau menyukai Gyo Ra?” Itulah yang dipikirkan Ri An selama Kyuhyun asyik merawat sahabatnya.

Gyo Ra tidak pernah digosipkan dengan pria manapun sekalipun dia begitu tenar di kalangan murid laki-laki. Tidak selain Ki Bum sunbae dan itupun mereka baru dekat beberapa hari.

Dan dugaan Ri An diperkuat dengan melihat semua  perlakuan Kyuhyun barusan. Pria itu menyukai Gyo Ra. Tapi apakah hanya sekadar suka? Lalu kenapa Gyo Ra tidak mengelak? Apa Gyo Ra terlalu lemah sehingga dia pasrah saja?

“Lebih dari itu.” Ri An tersedak oleh ludahnya sendiri. Dia melotot. Entah kenapa dia tidak suka kalau Kyuhyun menyukai Gyo Ra.

Yah, pria kutu buku dan membosankan seperti Kyuhyun mana boleh menyukai Gyo Ra yang jelas-jelas berbeda jauh darinya?

“Hentikan rasa sukamu, Kyuhyun-ssi. Kau tidak pantas menyukai sahabatku.”

“Ada hak apa kau melarangku, nona Choi? Perasaan ini milikku. Aku bebas mengekspresikannya pada gadis yang kusukai.”

Kyuhyun melipat tangannya di depan dada. Benar-benar menggelikan. Kenapa Gyo Ra bisa-bisanya memiliki sahabat se-posesif gadis ini? Melebih-lebihi sikap posesifnya sebagai seorang kekasih saja.

“Dengar,” Kyuhyun maju selangkah. “kau akan terkejut mendengar pengakuanku.”

“Apa? Kau menyukainya? Kau ingin menjadikan Gyo Ra kekasihmu? Mana mungkin dia mau!” sergah Ri An lalu mendecak keras.

“Tanpa perlu kau bilang pun, dia sudah menjadi milikku.”

“A-apa? Cih, kau terobsesi pada Gyo Ra, Kyuhyun-ssi.”

“Tidak. Aku tidak terobsesi. Dia memang milikku. Dia kekasihku.”

Kyuhyun patut berbangga diri dan berdiri sombong karena melihat ekspresi kaget Ri An. Gadis itu terperangah. Mulutnya benar-benar menganga lebar.

Dan Kyuhyun ingin tertawa keras mengetahui kemenangan telak untuknya.

“Jadi,” lanjut Kyuhyun lagi. “jangan heran jika aku ingin berdekatan dengan kekasihku dan ingin menjaganya saat dia sedang sakit.”

“Kau gila, Kyuhyun-ssi. Kau bahkan bukan pria pertama yang mengaku-aku sebagai kekasih Gyo Ra.”

Ri An tidak mau percaya. Kyuhyun gila. Tidak mungkin Gyo Ra mau berpacaran dengan pria seperti dia. Pria paling tampan satu sekolah saja Gyo Ra abaikan.

Apalagi pria sejenis Kyuhyun yang tidak ada bagus-bagusnya. Kyuhyun hanya bercanda. Haha. Memang yah, cinta bisa membutakan siapapun, termasuk kelakuan Kyuhyun ini.

Kyuhyun menggeram. Ini. Inilah yang tidak pernah dia suka dari hubungan rahasia yang dia sembunyikan dengan Gyo Ra dari orang lain. Mereka menyangka dirinya berbohong.

Sial. Temannya ini tidak akan serta merta mau mengakui Kyuhyun sebagai kekasih Gyo Ra.

Mereka tidak akan percaya! Dewi batinnya berteriak.

Apa alasan Gyo Ra menyembunyikan hubungan mereka? Apa Gyo Ra malu? Malu mengakui dirinya sebagai kekasihnya di depan teman-temannya?

Takut mendapat ledekan karena berpacaran dengan pria kutu buku sepertinya? Memang apa yang salah? Apa karena rumor yang menjelek-jelekkan reputasinya sehingga Gyo Ra tidak ingin mendapati dirinya juga diejek?

Oh.

Kyuhyun tidak pernah merasa sehina ini. Kenapa selama ini dia mengiyakan saja jika Gyo Ra menyuruhnya berpura-pura tidak kenal saat di sekolah? Inikah alasannya?

“Aku akan menyetujui siapapun yang menjadi kekasih Gyo Ra, selain kau. Lebih baik sekarang kau pergi dan jangan muncul-muncul lagi di depan Gyo Ra dengan membawa serta obsesimu,”

Kyuhyun mengepalkan tangannya di samping badan. “Gyo Ra sudah berkencan dengan Ki Bum sunbae. Kuharap kau segera jauh-jauh dari Gyo Ra.”

Dada Kyuhyun serasa ditusuk dengan sembilu. Memilukan. Terluka? Tentu saja. Perih? Sudah jelas.

Kyuhyun menatap sekilas ke arah Gyo Ra sebelum benar-benar menghilang keluar. Emosinya yang kadang tak terkendali itulah yang ditakutkan.

Dia takut emosinya justru menghancurkannya lebih dalam. Dia tidak pernah menyakiti wanita.

Tapi ucapan Ri An padanya begitu menggores batinnya.

Kyuhyun yang tidak punya alasan untuk membela diri. Kyuhyun yang tidak berhak mengakui Gyo Ra sebagai kekasihnya. Kyuhyun yang pengecut. Pecundang.

AARGH!

Kyuhyun menendang tong sampah di dekatnya dengan murka. Tidak peduli isinya sampai berceceran di lantai.

Kalau dia kembali ke kelas sekarang, semua akan kacau. Kyuhyun memilih berbalik menuju lapangan parkir, mengambil motornya dan berkendara pergi.

Dia akan meminta tolong pada Hyukjae untuk membawakan tas sekolahnya. Pikirannya sudah tercecer kemana-mana.

Memutar gas motor sekuat-kuatnya, membelah jalanan Seoul yang tidak benar-benar lengang.

.

.

.

To Be Continue

25 thoughts on “Confess Me as Your Namja! [Chapter 1]

  1. queenhyunrin says:

    Jahadnyaa itu sahabat kek gitu amat,cuman karna gyo ra yg cantik masa sampe pacaran aja diatur2 wkwkwk itu udh kek anaknya aja wkwk🙄🙄
    Duh tetep ya mau peran kutu buku pengusaha dokter ttp aja kyu tempramen😰 Kurang2in kyu emosinnya🤔
    Next thorr☺️

    Liked by 1 person

  2. YuKyu says:

    Aaaaaaaaaaa lagi seru-serunya eh kalimat yg tidak diinginkan hadir
    Ini baru part 1 tapi udah dibikin jatuh cinta sama ceritanya
    Author jjang!!
    Duh gimana itu nasib hubungan Kyu sama GyoRa
    Kyuhyun udah emosi banget
    Sesuatu di part 2 pasti akan terjadi
    Jadi ya ditunggu kelanjutannya
    Semoga suh cepet dilanjutnya
    😹😻

    Liked by 1 person

  3. lyeoja says:

    Ihihihkkk
    Sm kek ff yg laen lun, luna kadang lupa 1 kataaa…
    Aku paling suka ma yg school life.. hihihi
    Rada gemeesinn gtuuu..
    Tapi nyessekk sihh…
    Aduh si kyu kseringan teraniaya yaa… ehehhkkk

    Fighting lunaa…

    Liked by 1 person

  4. LeeAhn says:

    Kasian kyuhyun….
    Gyo ra sih sebenernya suka sama kyuhyun tp cuma gara2 gengsi sama temen2 nya haedeuh….
    Jgn2 ntar d tanyai sama sahabat2 nya gyora g ngaku kalo pacaran sama kyuhyun…
    Kyu kamu harus berubah biar gyora n sahabat2 nya gigit jari…. Hehehehe

    Liked by 1 person

  5. shimjohyun says:

    Ih kak.. Kenapa semua ff mu begini? Gq bisa bikin puas di satu chapter, kan kampret ketika udah ga sabarbaca next chapter gara2 penasaran, tapi.pada faktanya ff itu belum ada lanjutannya 😣😣😣😣

    Liked by 1 person

  6. Kyupit says:

    Ngenes bgt nasib kyuhyun gx diakui pacar sama gyora gegara cupu Biasanya kyu yg suka nindas orang tp skarang kyu yg tertindas ri an terlalu ikut campur kehidupan gyora dia pasti shock kalo tau kyu benerang pacar gyora dan gw rasa gyora mulai menerima kehadiran kyu

    Liked by 1 person

  7. 154 says:

    Klo kyu brubah gyora akan menyesal
    Q rasa klo gyora bangun & d tanya tmnny, dy ttp g bakal ngaku klo kyu bnr cow ny
    Klo jd gyora ma bangga punya cow pinter kya’kyu, bukn mlh pura2 g kenal

    Liked by 1 person

  8. cho kyuhyun says:

    yahhhh kyuhyun yang menderita 😢😢😢 jangan dong… gyo ra juga sih… klo emang gak ska jnga diterima kan. kyu udah jatuh cinta bngat sama loe … ditunggu next storynya thor

    Liked by 1 person

  9. Rae Hwa says:

    Ga suka sama Gyo Ra,,, kalo Ga suka ya knp malah pacaran,,, Kyuhyun oppa sebaiknya tinggalin aja Gyo Ra, dan buat dia menyesal.. Semangat unnie

    Liked by 1 person

  10. syalala says:

    duh aku suka banget nih cerita kalo kyuhyunnya ga punya ppwer kaya gini hahaha kan biasanya kyuhyun selalu berkuasa ya tp sebaliknya karena cinta jd dia rela ngelakuin apapun apalagi dia underrated kaya gini waakaka suka bgytt lanjuutttt

    Liked by 1 person

  11. sung hye jin says:

    tak apa kyu kutu buku pas skolah sekolah menengah nanti pas kyu kuliah hahahha pasti kalian terkejut emm gyo ra tega ya padahal kyu sayang bnget tapi malah d sia2in hemm

    Liked by 1 person

Leave a comment